Perbedaan Reseller dan Dropship, Mana yang Lebih Untung?

perbedaan reseller dan dropship

Perbedaan reseller dan dropship sebenarnya terletak dari sistem penjualannya. Dimana reseller dan dropship ini sama-sama menawarkan keuntungan. Jadi buat kamu yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan, namun tidak ingin mengganggu jam-jam kuliah, jam kerja atau jam beberes rumah, kamu bisa bergabung menjadi reseller atau menjadi dropship. 

Atau kamu ingin berdagang, namun malas mengurus penciptaan produk dan menyiapkan produk? Maka kamu juga bisa bergabung saja menjadi reseller atau dropshiper. Bisa dibilang, dua pekerjaan ini adalah pekerjaan yang cukup mudah. 

Bagaimana? Pastinya kamu ingin bergabung menjadi bagian jualan ini bukan? Buat kamu nih yang masih asing dengan istilah reseller dan dropship, wajib tahu perbedaan reseller dan dropship itu apa. Karena keduanya memiliki system yang mirip. Langsung saja, berikut perbedaan diantara keduanya. 

Pengertian Reseller

Reseller adalah seseorang yang membeli produk ke pihak produsen/suplier secara langsung, yang dari awal mendedikasikan diri ingin menjualkan kembali produk mereka. Sehingga si pembeli (reseller) akan membeli menggunakan harga yang lebih murah. Kemudian barang/jasa tersebut ditawarkan kembali dengan strategi reseller menggunakan harga normal. 

Sementara arti reseller dapat diartikan dari asal nama nya. Diambil dari kata re yang memiliki arti kembali. Sementara kata sel memiliki arti kata menjual. Ketika digabungkan, maka dapat diartikan dengan menjual kembali barang/jasa. Jadi para seller yang tergabung dalam reseller ini akan menjual barang/jasa secara langsung kepada konsumen.

Pengertian Dropship

Apakah kamu familiar dengan istilah dropship? Mungkin ada yang sudah biasa mendengarkannya, ada pula yang merasa asing. Popularitas dropship dan reseller memang lebih populer reseller. Hal ini karena dropship sering dianggap sama dengan reseller, padahal keduanya dua hal yang berbeda.

Jadi ada yang namanya dropship dan dropshiper. Dropshiper adalah orang yang menjual kembali produk barang/jasa. Dimana si dropsiper ini hanya menjual catalog atau foto dari supplier atau dari konsumen saja. Untuk harga disesuaikan dengan pihak supplier. 

Sementara yang dinamakan dropship konsep atau sistem jualan produk dari supplier. Jadi sistem dropship ini adalah sistem jualan yang membutuhkan orang lain, untuk ikut memarketingkan produk-produk mereka.

Apabila ada pemesan, maka si dropshiper akan konfirmasi ke tim dropship dan untuk pengiriman pembayaran produk maupun pengemasan produk akan diproses oleh pihak supplier dengan nama dropshiper. Pihak dropshiper ini pun nantinya tetap akan mendapatkan komisi dari hasil penjualannya.

Perbedaan Reseller & Dropship

Ketika melihat pengertian masing-masing dropship dan reseller, sebenarnya kita sudah bisa mengetahui perbedaan diantara keduanya. Namun rasanya memang kurang afdol jika tidak kita jelaskan per point.


1. Cara Kerja

Jika dilihat dari cara kerjanya, perbedaan antara reseller dan dropship memiliki perbedaan. Cara kerja reseller itu mirip dengan cara pedagang dalam penjualan. Dimana reseller harus memiliki barangnya secara langsung. Ketika ada pembeli, maka si reseller yang akan memproses sendiri barang tersebut.

Sementara dropshiper cara kerjanya seperti affiliate. Dimana dropship hanya mengiklankan gambar produk. Barang yang dipesan akan diproses langsung oleh perusahaan mengatasnamakan si dropship. 

2. Modal

Adapun perbedaan reseller dan dropshiper terletak pada modal. Jadi untuk reseller modal utama nya adalah membeli beberapa produk, sesuai kemampuan si reseller. Dari pembelian produk yang dibeli dengan harga lebih murah itulah yang kemudian dijual ke pasaran.

Apabila produk tersebut sudah terjual, maka reseller akan mendapatkan keuntungan. Besar keuntungan antara reseller dan supplier berbeda-beda, tergantung dari kesepakatan masing-masing. 

Sementara modal seorang dropshiper hanya bermodal posting. Dengan kata lain, menjadi dropship tidak perlu membutuhkan modal awal sama sekali. Karena hanya bermodal mengiklankan produk-produk tersebut.

Apabila ada yang membeli dari hasil iklan dropshipper, maka dropshipper cukup mengkonfirmasi ke pihak supplier. Nanti dari pihak supplier akan mengemas pesanan pembelian mereka ke rumahnya, atas nama si dropshiper. 

3. Keuntungan

Bagaimana, melihat perbedaan dari segi modal di atas, kamu lebih tertarik yang dropshiper atau reseller nih? Meskipun terkesan lebih enak sistem kerja dropshiper, ternyata jika dilihat dari jumlah keuntungan yang akan diperoleh pun juga jauh berbeda loh. 

Jadi keuntungan reseller jauh lebih besar dibandingkan keuntungan yang diperoleh oleh dropshipper. Hal ini karena pihak reseller bisa menghampil harga dengan harga paling terjangkau. Sehingga reseller bisa mendapatkan keuntungan lebih besar. Apalagi jika pembelian produk dilakukan dalam jumlah besar, maka harga juga semakin murah, sehingga semakin besar pula keuntungan yang diperolehnya.

Baca Juga:

4. Risiko

Terkait risiko antara reseller dan dropshipper memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Risiko pada seorang reseller lebih tinggi dibandingkan dropshpier. Dari segi modal awal yang dikeluarkan, reseller perlu mengeluarkan modal lebih besar, dan harus membeli produk di awal.

Untuk penjualan produk reseller pun belum tentu bisa mencapai target yang diinginkan. Jika si reseller tidak pandai dalam memasarkan, bisa tidak laku sama sekali. 

Berbeda dengan tingkat risiko dropshiper lebih ringan. Karena pihak dpropshiper tidak perlu mengeluarkan modal di awal. Ketika dropshipper memasarkan produk, dan akhirnya tidak ada produk yang laku, maka dropshipeer juga tidak mengalami kerugian sedikitpun. Karena sistem dropship hanya akan mendapatkan keuntungan persenan dari hasil penjualan produk yang laku. 

5. Pelayanan ke konsumen

Pelayanan reseller terhadap konsumen dilakukan sendiri. Jadi ketika ada pemesanan produk, pihak reseller akan mengemas dan mengirimkan barang ke alamat tersebut. Sebaliknya, sistem dropship, tidak perlu melakukan pengemasan dan pengiriman barang ke pembeli. Karena si dropship hanya cukup mengkonfirmasi ke supplier/produsen untuk pemesanan barang.

Dimana dropshipper hanya menunggu persenan uang dari hasil penjualan masuk ke kantong kamu.

Itulah perbedaan antara reseller dan dropship. Dari keduanya, kamu lebih tertarik ingin bergabung yang mana nih? Tentunya keduanya memiliki dua sisi positif dan negative. Dimana pilihan satu dengan yang lain sangat mungkin berbeda. Kamu cukup memilih sesuai keyakinan hati masing-masing.

Kesimpulan

Nah, buat kamu yang tertarik ingin mendapatkan uang tambahan, dengan jam kerja fleksibel namun mendapatkan keuntungan yang menjanjikan. Kamu bisa bergabung menjadi reseller ataupun dropship. Dari sekian jenis peluang reseller dan dropship, disarankan untuk memilih menjual produk yang tanggal kadaluarsanya panjang. Misalnya jualan pakaian, atau bisa juga berjualan buku. 

Kenapa bergabung menjadi Reseller Buku? Karena segmentasinya luas, buku pasti dibutuhkan banyak orang, dan pastinya tidak ada tanggal kadaluarsa, sehingga jarak waktu jualan pun juga lebih lama. Nah, buat kamu yang bingung ingin mendaftar kemana, bisa langsung daftarkan diri kamu di sini. Proses cepat, dan tidak ribet. Tunggu apalagi? Buruan, sebelum kehabisan kuota. Karena kesempatan Terbatas! (Iruekkawa Elisa)