Perasaan cinta adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Namun, dalam beberapa kondisi, cinta yang muncul bisa menjadi rumit, misalnya, mencintai seseorang yang sudah memiliki pasangan, rekan kerja, atau orang yang tidak bisa kita miliki. Dalam situasi ini, penting untuk mengetahui cara menahan rasa cinta kepada lawan jenis agar tidak berdampak negatif pada diri sendiri maupun orang lain.
Kita sebagai orang yang sadar, perlu tahu bahwa mencintai milik orang lain adalah hal yang salah. Ketika kita di posisi pasangannya, kita tidak terima jika hak nya di ambil orang lain. jadi, penting sekali kita sadar diri dan sadar posisi. Cintai lawan jenis yang masih sendiri.
Table of Contents
ToggleCara Menahan Cinta Kepada Lawan Jenis
Berikut adalah tips cara menahan rasa cinta kepada lawan jenis.
1. Kenali Perasaan Anda Secara Objektif
Langkah pertama untuk mengendalikan rasa cinta adalah dengan mengenali dan mengakui perasaan itu. Berdasarkan teori Cognitive Behavioral Therapy (CBT), mengenali pikiran dan perasaan secara sadar adalah langkah awal untuk mengendalikannya (Beck, 1976). Kontrol diri sendiri, mengevaluasi dan mengidentifikasi perasaan yang muncul apakah rasa cinta, ketertarikan fisik atau dampak dari rasa kesepian.
2. Alihkan Fokus pada Tujuan Pribadi
Orang yang memiliki tujuan hidup yang jelas cenderung lebih mampu mengontrol impuls emosional. Menurut sebuah studi dari Journal of Personality and Social Psychology (Duckworth et al., 2007), individu dengan tujuan hidup yang kuat lebih tahan terhadap distraksi emosional.
Jadi, ketika kamu menyadari ada yang salah dengan rasa cinta yang kamu miliki,kamu hanya perlu mengalihkan fokus. Misalnya dengan menyibukan diri agar lebih produktif, membuat tujuan jangka pendek dan jangka panjang dan fokus untuk mencapainya.
3. Jaga Jarak Secara Fisik dan Emosional
Kedekatan secara fisik dapat memperkuat keterikatan emosional. Psikolog sosial seperti Zajonc (1968) menegaskan bahwa “mere exposure effect” (semakin sering melihat seseorang, semakin suka kita) berperan besar dalam munculnya cinta. Ketika kita menyadari akan hal ini, maka langkah yang kita lakukan hanya cukup mengurangi intensitas pertemuan atau intensitas komunikasi. Agar tidak terjadi exposure effect.
4. Berbicara dengan Orang Terpercaya
Mengutarakan perasaan kepada orang yang netral dapat membantu mengurai emosi yang kompleks. Konseling atau curhat kepada teman dekat sering kali memberikan perspektif baru yang lebih rasional. Tentu saja di tahap ini kamu wajib memastikan jika temanmu adalah orang yang tepat diajak curhat. Jika salah memilih teman, maka akan memperburuk emosi dan masalah.
5. Pahami Konsekuensi dari Perasaan Tersebut
Cinta yang tidak pada tempatnya bisa berujung pada penyesalan atau konflik. Berdasarkan penelitian dari American Psychological Association, kontrol diri terhadap impuls romantis berkorelasi positif dengan kesejahteraan psikologis jangka panjang (Baumeister et al., 2001). Jadi, penting bagi kita untuk mengatur perasaan, agar tidak kecewa pada ekspektasi yang tidak tercapai.
Baca Juga: 10 Cara Menolak Cinta dengan Halus
6. Terlibat dalam Aktivitas Sosial yang Positif
Sibuk dalam aktivitas sosial dapat mengalihkan perhatian dari objek cinta Anda. Studi dari Harvard Health menunjukkan bahwa keterlibatan dalam komunitas memperkuat koneksi sosial yang sehat dan mengurangi kecenderungan obsesif.
Jadi, kamu bisa bergabung dengan komunitas hobi, organisasi sukarela atau mengikuti kegiatan sosial.
7. Latih Mindfulness dan Meditasi
Mindfulness membantu meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi impulsivitas emosional. Dalam riset yang dipublikasikan di Frontiers in Psychology (2020), praktik meditasi terbukti menurunkan aktivitas otak yang berkaitan dengan obsesi dan kecanduan. Kamu bisa melatih mindfulness dan meditasi selama 10-15 menit sehari untuk memusatkan pikiran.
8. Evaluasi Nilai dan Prinsip Hidup Anda
Cara menahan rasa cinta kepada lawan jenis selanjut, Pertanyakan kembali apakah perasaan cinta sejalan dengan nilai moral dan prinsip hidup mu?. Menurut psikolog moral Jonathan Haidt, tindakan yang sesuai dengan nilai diri menghasilkan rasa damai batin yang lebih besar daripada kepuasan emosional sesaat. Kamu bisa memulai evaluasi dengan membuat daftar nilai hidup dan membandingkan dengan kondisi cinta saat ini.
9. Hindari Konsumsi Konten Romantis yang Berlebihan
Film, lagu, atau novel romantis bisa memperkuat fantasi cinta yang sebenarnya perlu Anda tahan. Paparan semacam ini bisa memperburuk ruminasi, yaitu kecenderungan berpikir berulang tentang hal yang sama (Nolen-Hoeksema, 1991). Solusi yang bisa kita ubah agar tidak halu dengan hubungan yang romantis menganti konsumsi media menjadi genre media motivasi, edukasi atau tontonan dokumenter.
10. Pertimbangkan Bantuan Profesional
Jika perasaan cinta mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan atau relasi sosial, bantuan psikolog adalah pilihan bijak. Terapis dapat membantu Anda mengurai akar emosinya secara lebih ilmiah dan sehat. Jika memang sudah merasa tidak mampu, perlu mengakui dan konsultasikan pada ahlinya. Karena kamu manusia, tidak harus sempurna.
Itulah tips cara menahan rasa cinta kepada lawan jenis. Dari uraian di atas sebenarnya bukan berarti menolak emosi dan menolak rasa cinta. Buku Jangan Lupa Jatuh Cinta bisa jadi teman kamu untuk membaca buku. Tetapi kita juga perlu mengelola dan mengarahkan agar rasa cinta bermuara di tempat yang tepat. (Iruekkawa Elisa)
Referensi:
Beck, A. T. (1976). Cognitive Therapy and the Emotional Disorders. New York: International Universities Press.
Duckworth, A. L., Peterson, C., Matthews, M. D., & Kelly, D. R. (2007). Grit: Perseverance and passion for long-term goals. Journal of Personality and Social Psychology, 92(6), 1087–1101.
Zajonc, R. B. (1968). Attitudinal effects of mere exposure. Journal of Personality and Social Psychology, 9(2), 1–27.
Baumeister, R. F., Heatherton, T. F., & Tice, D. M. (2001). Losing Control: How and Why People Fail at Self-Regulation. Academic Press.
Nolen-Hoeksema, S. (1991). Responses to depression and their effects on the duration of depressive episodes. Journal of Abnormal Psychology, 100(4), 569–582.
Zeidan, F., et al. (2020). The neural mechanisms of mindfulness-based pain relief. Frontiers in Psychology.
Harvard Health Publishing. (2010). The health benefits of strong relationships. Harvard Medical School.