Apakah nilai perjuangan hanya milik masa lalu? Karya-karya Helvy Tiana Rosa menjawab sebaliknya. Melalui puisi yang sarat makna, ia menanamkan semangat keberanian, solidaritas, dan keteguhan hati yang tetap hidup hingga kini.
Di tengah derasnya arus globalisasi dan tantangan zaman, pesan yang ia bawa terasa semakin relevan. Lantas, apa saja nilai perjuangan yang bisa kita petik dari karyanya, dan bagaimana maknanya dalam kehidupan modern? Temukan jawabannya dalam ulasan berikut.
Table of Contents
ToggleProfil Singkat Helvy Tiana Rosa Sebagai Sastrawan
Helvy Tiana Rosa adalah seorang sastrawan Indonesia yang lahir di Medan, 2 April 1970. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Amin Usman (Amin Ivo’s) dan Maria Erry Susanti. Sejak kecil, Helvy sudah mencintai dunia membaca dan menulis.
Ketertarikannya pada dunia sastra semakin kuat ketika ia duduk di bangku sekolah menengah, hingga akhirnya memilih untuk menempuh pendidikan di bidang sastra.
Ia menyelesaikan pendidikan S1 Sastra Arab dan Magister Humaniora di Universitas Indonesia, kemudian meraih gelar doktor di bidang Pendidikan Bahasa dari Universitas Negeri Jakarta.
Pada tahun 1997, Helvy mendirikan Forum Lingkar Pena (FLP), sebuah komunitas penulis yang kini tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara. Melalui FLP, Helvy berperan besar dalam membina generasi penulis muda agar menghasilkan karya yang bermanfaat.
Sebagai sastrawan produktif, Helvy menulis lebih dari 50 buku dalam berbagai genre, termasuk cerpen, puisi, novel, dan naskah drama. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah “Ketika Mas Gagah Pergi” (1997), yang menjadi tonggak awal kebangkitan sastra Islam di Indonesia.
Karya lainnya antara lain Bukavu (2008), Mata Ketiga Cinta (2012), dan Tanah Perempuan. Buku Bukavu bahkan sempat masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award.
Karya-karyanya banyak mengangkat tema sosial, spiritualitas, isu perempuan, dan nilai-nilai moral. Berbagai pihak telah menerjemahkan sebagian besar karyanya ke dalam bahasa Inggris, Arab, Jepang, Jerman, Perancis, dan Persia.
Berkat dedikasinya di dunia sastra dan literasi, Helvy masuk dalam daftar 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh dan juga termasuk dalam 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia.
Melalui tulisan dan kiprahnya, Helvy Tiana Rosa tidak hanya memperkaya khazanah sastra Indonesia, tetapi juga mendorong literasi dan pembentukan karakter generasi muda. Ia adalah sosok yang memadukan peran sebagai sastrawan, pendidik, dan aktivis literasi dengan konsistensi dan pengaruh yang luas.
Baca Juga: 10 Novel Karya Helvy Tiana Rosa Terbaru
3 Relevansi Nilai Perjuangan Dalam Konteks Masa Kini
Sebagai sastrawan Indonesia, Helvy Tiana Rosa secara produktif menulis karya-karya bertema perjuangan, kemanusiaan, dan spiritualitas.
Dalam puisi dan cerpennya, Helvy menekankan nilai keberanian, keteguhan hati, serta kepedulian sosial. Berikut adalah 3 relevansi nilai perjuangan yang terkandung dalam karya-karya Helvy Tiana Rosa.
1. Solidaritas dan Kepedulian Sosial
Dalam puisi seperti Razan dan Anak-Anak Gaza, Helvy mengangkat penderitaan warga Palestina dan dunia Islam yang terjebak konflik. Pesan dari puisi ini mengajak kita untuk tidak bersikap apatis terhadap penderitaan sesama, baik di dalam maupun luar negeri
2. Keberanian dan Keteguhan dalam Prinsip
Helvy menulis tentang tokoh-tokoh yang berani mempertahankan kebenaran, seperti dalam puisinya Safia, yang menggambarkan sosok Sultanah Safiatuddin Syah sebagai pemimpin perempuan yang tegas.
3. Pantang Menyerah dalam Menghadapi Tantangan
Nilai ini tampak dalam banyak karya Helvy yang menyoroti keteguhan hati kaum tertindas dan pejuang kemanusiaan. Contohnya adalah Tak Ada Tahun Baru di Suriah, yang menampilkan ketabahan masyarakat dalam situasi perang.
Baca Juga: Biografi Helvy Tiana Rosa, Penulis Buku Jangan Lupa Jatuh Cinta
5 Puisi Helvy Tiana Rosa Tentang Perjuangan
Helvy Tiana Rosa telah menulis banyak karya, berikut 5 puisi Helvy Tiana Rosa yang masih ada nuansa perjuangan.
1. Jantung yang Berdetak dalam Batu
Jantung yang berdetak dalam batu merupakan puisi yang menggambarkan bahwa setiap detik kehidupan adalah medan perjuangan, baik melawan rasa takut, kesedihan, maupun ketidakadilan. Helvy menekankan bahwa selama jantung masih berdetak, harapan dan keberanian harus tetap hidup.
2. Untuk Seorang Ibu : Untuk Yoyoh Yusroh
Puisi ini melukiskan pengorbanan seorang ibu yang bekerja membantu anak-anak Palestina. Helvy menggambarkan ibu itu sebagai pelita kasih, perjuangan digambarkan sebagai kesetiaan, kelelahan, dan pengabdian tanpa batas.
3. Safia
Safia adalah puisi naratif sejarah. Puisi ini menghadirkan Sultanah Safiatuddin Syah, penguasa Aceh yang berpolitik lewat sastra dan karya publik. Ia memimpin selama 35 tahun, menetapkan qanun bagi wanita, mengirim ulama menyebarkan ilmu, dan memperjuangkan peradaban dengan sastra dan cinta.
4. Anak-Anak Gaza (dibacakan oleh penulis di Aksi Bela Palestina 2023)
Helvy menulis puisi ini di Monas, Jakarta, sebagai respons langsung terhadap tragedi yang dialami anak-anak Gaza. Mereka diperlihatkan sebagai jiwa-jiwa tabah yang lahir di tanah paling diberkahi namun harus berjuang melawan penjajahan dan genosida. Potret kehancuran, kehilangan orang tua, dan keberanian dalam doa dan puasa tertuang dalam karya ini.
5. Tak Ada Tahun Baru di Suriah
Puisi ini menangkap penderitaan warga Suriah yang hidup dalam realita perangnya. tak ada perayaan, hanya kekerasan dan penindasan. Ucapan Tahun Baru lenyap, digantikan ledakan, darah, dan trauma kolektif. Helvy menyoroti bahwa perjuangan hari ini bukanlah mitos sejarah, melainkan melibatkan nyawa dan harapan anak-anak dan keluarga yang hidup di tengah rintangan tak terbendung.
Itulah 5 puisi Helvy Tiana Rosa tentang perjuangan dan relevansi nilai perjuangan dalam konteks masa kini. Melalui larik-larik puisinya, Helvy Tiana Rosa tidak hanya menuliskan perjuangan, tetapi juga menghidupkannya dalam hati pembaca.
Sebuah pengingat bahwa kata-kata pun bisa menjadi senjata untuk melawan ketidakadilan dan menyalakan harapan. Jika kamu terinspirasi oleh puisi perjuangan Helvy Tiana Rosa, maka jangan lewatkan untuk membaca Buku Jantung yang Berdetak dalam Batu, buku yang menyuarakan keberanian, luka, dan harapan.
Referensi
Indonesia Expat. (n.d.). Shaping women’s roles through literature: Helvy Tiana Rosa. Diakses dari https://indonesiaexpat.id/lifestyle/shaping-womens-roles-through-literature-helvy-tiana-rosa/
Indonesiakaya. (n.d.). Helvy Tiana Rosa. Diakses dari https://indonesiakaya.com/tokoh-indonesia/helvy_tiana_rosa-2/
Kompasiana. (2024). Biografi Helvy Tiana Rosa, sastrawan serba bisa dan pendiri Forum Lingkar Pena. Diakses dari https://www.kompasiana.com/nuzuruler/66e9b2d3ed64153c5678b7a4
Sastra Helvy. (n.d.). Tentang Helvy. Diakses dari https://sastrahelvy.com/tentang-helvy/
Sastrahelvy.com. (2020, Juli 5). 10 puisi Helvy Tiana Rosa tentang kemanusiaan dunia Islam. Diakses dari https://sastrahelvy.com/2020/07/05/10-puisi-helvy-tiana-rosa-tentang-kemanusiaan-dunia-islam
Sastrahelvy.com via Pena Kecil. (n.d.). Tak ada tahun baru di Suriah.
Sepenuhnya.com. (2024, April). Puisi: Razan (Karya Helvy Tiana Rosa). Diakses dari https://www.sepenuhnya.com
Sepenuhnya.com. (2024, April). Puisi: Safia (Karya Helvy Tiana Rosa). Diakses dari https://www.sepenuhnya.com
Sepenuhnya.com. (2024, April). Puisi: Untuk seorang ibu (Untuk Yoyoh Yusroh). Diakses dari https://www.sepenuhnya.com
Sukabumiupdate.com. (2023, November). Anak-anak Gaza: Puisi Helvy Tiana Rosa di Aksi Bela Palestina. Diakses dari https://www.sukabumiupdate.com/nasional/130051
Wikipedia Indonesia. (n.d.). Helvy Tiana Rosa. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Helvy_Tiana_Rosa