Persiapan diri sebelum menikah itu penting. Pernikahan adalah perjalanan sakral yang memerlukan kesiapan total. Dan, stereotip yang terjadi di tengah masyarakat banyak yang menganggap bahwa pernikahan sering dipandang sebagai akhir bahagia dari sebuah perjalanan cinta, padahal sejatinya ia adalah awal dari babak kehidupan yang penuh ujian.
Tanpa persiapan yang matang baik secara mental, emosional, maupun spiritual ikatan suci ini bisa berubah menjadi beban yang menguras energi. Buku Sebelum Kau Tiba: Pulihkan Diri dari Luka Sebelum Menikah karya Rahma Nur Fadlilah mengingatkan bahwa menikah bukan sekadar berbagi rumah, tetapi berbagi hidup, luka, dan tanggung jawab.
Dan di sinilah, kesalahan kecil sebelum melangkah ke pelaminan dapat berbuah konsekuensi besar di kemudian hari. Berikut kesalahan, alasan dan tips sebelum menikah agar tidak salah langkah.
Table of Contents
Toggle3 Kesalahan Yang Sering Terjadi Jika Tidak Persiapan
Pernikahan sering digambarkan sebagai gerbang menuju kebahagiaan, tetapi kenyataannya tidak selalu semulus yang dibayangkan.
Dalam bukunya Sebelum Kau Tiba: Pulihkan Diri dari Luka Sebelum Menikah, Rahma Nur Fadlilah menegaskan bahwa persiapan menikah bukan hanya soal dana, pesta, atau busana pengantin, melainkan kesiapan hati, mental, dan spiritual.
Mengabaikan proses ini bisa membuat pernikahan menjadi ladang ujian yang lebih berat. Berikut adalah tiga kesalahan umum yang sering terjadi jika seseorang tidak mempersiapkan diri sebelum menikah.
1. Membawa Luka Lama ke Dalam Hubungan
Salah satu kesalahan terbesar adalah tidak menyelesaikan luka masa lalu sebelum membangun kehidupan bersama. Luka ini bisa berasal dari pengalaman gagal sebelumnya, trauma keluarga, atau konflik pribadi yang belum terselesaikan.
Rahma menjelaskan, luka yang dibiarkan akan mempengaruhi cara kita memandang pasangan, memicu rasa curiga, dan mempersulit komunikasi yang sehat.
Tanpa proses penyembuhan, pasangan bisa menjadi korban “warisan masalah” yang seharusnya sudah selesai jauh sebelum hari pernikahan. Penyelesaian luka ini memerlukan introspeksi, maaf yang tulus, dan kesediaan untuk berdamai dengan masa lalu.
2. Menganggap Pernikahan sebagai Obat Kesepian
Kesalahan kedua adalah menikah hanya untuk mengisi kekosongan hati. Banyak yang berharap pasangan akan menjadi jawaban atas semua kekurangan dan rasa hampa yang dirasakan.
Padahal, pernikahan bukan terapi instan untuk masalah pribadi. Dimana ketergantungan emosional berlebihan justru dapat membuat hubungan menjadi tidak sehat. Kebahagiaan sejati harus dibangun dari dalam diri terlebih dahulu.
Dengan begitu, pasangan hadir bukan untuk “menambal” kekosongan, melainkan saling melengkapi secara utuh.
3. Tidak Memahami Makna Komitmen Jangka Panjang
Kesalahan ketiga adalah melihat pernikahan hanya sebagai momen bahagia, tanpa memahami konsekuensi dan tanggung jawab jangka panjang. Banyak pasangan yang terkejut ketika dihadapkan pada masalah ekonomi, perbedaan karakter, atau ujian rumah tangga lainnya.
Buku ini menekankan pentingnya kesiapan mental, karena pernikahan adalah perjalanan panjang yang penuh pasang surut. Memahami makna komitmen berarti siap untuk tetap bertahan, berjuang, dan saling mendukung bahkan di masa-masa sulit.
Baca Juga: 15 Cara Mempersiapkan Diri Sebelum Menikah
3 Alasan Pentingnya Persiapan Diri Sebelum Menikah
Pernikahan bukan sekadar pesta sehari atau janji manis di depan penghulu. Menikah adalah perjalanan panjang yang penuh warna, menguji kesabaran, pengertian, dan komitmen. Menikah juga bukan jaminan hidup menjadi bahagia.
Jadi diperlukan kesiapan mental sebelum menikah sebagai pondasi agar rumah tangga bisa lebih kokoh. Karena menikah tanpa persiapan yang matang, hubungan bisa goyah di tengah jalan. Berikut adalah tiga alasan mengapa mempersiapkan diri sebelum menikah sangat penting.
1. Menghindari Luka Lama yang Mengganggu Hubungan
Salah satu hal yang sering tidak disadari adalah bagaimana luka masa lalu dapat merusak kebahagiaan masa depan. Luka ini bisa berupa kekecewaan, trauma dari hubungan sebelumnya, atau pengalaman pahit di masa kecil.
Luka yang tidak diobati ibarat bom waktu, ia akan meledak di momen yang salah. Mempersiapkan diri berarti berani menatap masa lalu, memaafkan, dan berdamai dengan diri sendiri. Dengan begitu, kita melangkah ke pelaminan dengan hati yang utuh, bukan hati yang rapuh.
2. Membangun Kebahagiaan dari Dalam Diri
Menikah bukanlah solusi untuk rasa kesepian atau ketidakpuasan hidup. Banyak orang salah kaprah, menganggap bahwa pasangan akan menjadi “obat mujarab” untuk semua masalah. Padahal, kebahagiaan sejati tidak bisa sepenuhnya bergantung pada orang lain.
Dalam bukunya, Rahma menegaskan pentingnya menemukan kebahagiaan dari dalam diri terlebih dahulu. Kesiapan emosional ini akan membuat kita lebih kuat menghadapi dinamika rumah tangga. Pasangan akan menjadi teman seperjalanan, bukan penyelamat yang kita andalkan sepenuhnya.
3. Memahami Makna dan Konsekuensi Komitmen
Pernikahan adalah janji jangka panjang yang akan diuji oleh waktu, perbedaan karakter, dan situasi tak terduga. Tanpa kesiapan mental dan spiritual, komitmen ini bisa terasa berat di tengah jalan.
Mempersiapkan diri sebelum menikah berarti memahami sepenuhnya apa yang hendak dihadapi. Mulai dari tanggung jawab bersama, kesetiaan, hingga pengorbanan yang mungkin dibutuhkan.
Dengan bekal ini, kita akan lebih siap menghadapi realitas, bukan hanya terbuai oleh euforia pernikahan.
Baca Juga: 8 Manfaat Menikah dalam Agama Islam, Apa Saja?
3 Tips Persiapan Diri Sebelum Menikah
Menikah adalah salah satu momen terpenting dalam hidup. Namun, di balik gaun indah, dekorasi cantik, dan senyum bahagia, ada tanggung jawab besar yang harus dipikul bersama pasangan.
Pernikahan bukan hanya tentang hari bahagia, tetapi perjalanan panjang yang membutuhkan kesiapan mental, emosional, dan spiritual. Berikut adalah 3 tips persiapan diri sebelum menikah.
1. Sembuhkan Luka Masa Lalu
Luka hati yang tidak terselesaikan dapat menjadi bayang-bayang dalam pernikahan. Luka ini bisa berasal dari hubungan sebelumnya, keluarga, atau bahkan pengalaman masa kecil yang membekas. Cara menyembuhkan luka masa lalu adalah menyelesaikannya.
Misalnya dengan memaafkan orang yang pernah menyakiti, berdamailah dengan keadaan, dan berikan kesempatan pada diri sendiri untuk memulai babak baru. Dengan hati yang utuh, kita akan lebih mudah menerima dan mencintai pasangan tanpa beban masa lalu.
2. Bangun Kemandirian Emosional
Banyak orang menganggap pasangan adalah satu-satunya sumber kebahagiaan. Padahal, jika kebahagiaan hanya bergantung pada pasangan, hubungan akan mudah goyah ketika masalah datang.
Jadi, kebahagiaan harus dibangun dari dalam diri. Mulailah dengan mengenali kebutuhan emosional sendiri, mengelola stres, dan memiliki hobi atau aktivitas yang membuat hati tenang.
Dengan kemandirian emosional, kita akan menjadi pasangan yang lebih dewasa, siap memberi dukungan tanpa menuntut secara berlebihan.
3. Pahami Makna Komitmen
Pernikahan bukan sekadar janji setia di depan penghulu. Ia adalah kesediaan untuk tumbuh bersama, menghadapi masalah, dan saling menguatkan di masa sulit. Pentingnya memahami konsekuensi dari komitmen ini sebelum menikah.
Artinya, kita harus siap mengesampingkan ego, belajar beradaptasi dengan perbedaan, dan memprioritaskan hubungan di atas kepentingan pribadi.
Itulah tiga tips persiapan diri sebelum menikah, kesalahan yang sering terjadi jika tidak dipersiapkan dan 3 alasan pentingnya persiapan menikah. Semoga sedikit ulasan ini memberikan wawasan dan bermanfaat.
Referensi
Bukunesia.com. Materi & Daftar Isi Buku Sebelum Kau Tiba. https://bukunesia.com
Goodreads.com. Sebelum Kau Tiba: Pulihkan Diri dari Luka Sebelum Menikah. https://goodreads.com
Rahma Nur Fadlilah. Sebelum Kau Tiba: Pulihkan Diri dari Luka Sebelum Menikah. Bukunesia, 2024.