Cara membangun kebiasaan membaca bagi seseorang yang tidak pernah membaca sama sekali sangatlah berat. Apalagi di era digital seperti sekarang, banyak orang lebih sering menatap layar ponsel daripada membuka halaman buku.
Padahal, membaca adalah salah satu kebiasaan paling berharga yang bisa membentuk cara berpikir, memperluas wawasan, dan meningkatkan kualitas hidup.
Sayangnya, sebagian besar orang lebih memilih media sosial dan hiburan instan karena mereka menilai membaca itu “membosankan”
Menurut Daniel T. Willingham dalam The Reading Mind (2017), membaca bukan sekadar keterampilan mengenali huruf, tetapi juga latihan kognitif yang membantu otak memahami dunia secara lebih mendalam.
Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa orang yang terbiasa membaca memiliki tingkat empati, konsentrasi, dan kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi.
Dengan kata lain, membaca bukan hanya soal menambah pengetahuan, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kecerdasan dan kepekaan sosial kita.
Table of Contents
ToggleAlasan Kenapa Otak Manusia Cenderung Malas Membaca
Membaca sering dianggap sebagai keterampilan mendasar, tetapi faktanya banyak orang lebih memilih menonton video atau menggulir media sosial daripada membuka buku.
Secara ilmiah, otak manusia memang tidak berevolusi untuk membaca. Seperti yang dijelaskan Maryanne Wolf dalam Proust and the Squid (2008), membaca adalah keterampilan hasil belajar, bukan kemampuan alami.
Aktivitas ini membutuhkan energi kognitif tinggi karena melibatkan banyak area otak sekaligus untuk memproses simbol, membangun makna, dan memahami konteks.
Tak heran, otak yang cenderung mencari jalur instan lebih suka informasi visual atau audio yang cepat dipahami. Distraksi digital pun memperparah keadaan, internet melatih otak untuk terbiasa dengan informasi singkat, sehingga membaca teks panjang terasa membosankan.
Selain faktor biologis, budaya juga berperan besar. Kebiasaan membaca yang jarang dibiasakan sejak kecil membuat otak tidak terlatih untuk menikmati prosesnya.
Era digital juga memperkuat budaya “skimming” atau membaca sekilas demi kecepatan, yang akhirnya melemahkan kesabaran otak untuk membaca mendalam.
Nicholas Carr dalam The Shallows (2010) menyebut fenomena ini sebagai “shallow reading,” yaitu membaca dangkal yang hanya memuaskan rasa ingin tahu sesaat.
Meski begitu, malas membaca bukanlah kondisi permanen. Dengan latihan bertahap, seperti mengurangi distraksi digital, memulai dari bacaan ringan, dan menyediakan waktu khusus, otak bisa kembali terbiasa menikmati aktivitas membaca.
Membaca memang tidak memberi kepuasan instan seperti hiburan digital, tetapi ia menawarkan sesuatu yang jauh lebih bernilai berupa kedalaman pengetahuan, empati, dan cara berpikir kritis.
Baca Juga: 10 Tips Membaca Buku Agar Tidak Cepat Bosan
9 Cara Membangun Kebiasaan Membaca
Membangun kebiasaan membaca tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh strategi, konsistensi, dan kesadaran diri untuk menjadikannya bagian dari rutinitas sehari-hari.
Lalu, bagaimana caranya? Berikut sembilan cara praktis sekaligus efektif untuk membangun kebiasaan membaca yang konsisten.
1. Baca Buku yang Benar-Benar Kamu Suka
Banyak orang gagal membangun kebiasaan membaca karena memaksakan diri membaca buku yang “berat” atau tidak sesuai minat.
Padahal, kunci awalnya sederhana, pilih buku yang kamu sukai. Entah itu novel, komik, biografi, atau kumpulan esai, rasa suka akan membuatmu lebih betah dan terlibat dalam bacaan.
Dari minat inilah, kebiasaan membaca bisa tumbuh perlahan tapi konsisten.
2. Tetapkan Target Kecil dan Realistis
Kesalahan umum pembaca pemula adalah terlalu ambisius, misalnya menargetkan membaca satu buku per minggu padahal baru memulai.
Target yang terlalu tinggi justru membuat cepat menyerah. Mulailah dari yang sederhana, seperti 5–10 halaman per hari.
Jika konsisten, target kecil ini akan menghasilkan pencapaian besar. Dalam sebulan, kamu bisa menamatkan satu buku tanpa merasa terbebani.
3. Sediakan Waktu Khusus Membaca
Kebiasaan terbentuk dari rutinitas. Jadwalkan waktu khusus membaca, misalnya 20 menit setiap pagi, saat istirahat siang, atau sebelum tidur malam.
Membaca di jam yang sama setiap hari akan melatih otak untuk menganggap membaca sebagai kebutuhan, bukan sekadar aktivitas tambahan.
Ingat, kuncinya bukan berapa lama membaca, tetapi seberapa konsisten kamu melakukannya.
4. Ciptakan Ruang Membaca yang Nyaman
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi membaca. Carilah tempat yang tenang, memiliki pencahayaan cukup, dan posisi duduk yang nyaman.
Jika suka, tambahkan elemen pendukung seperti musik instrumental atau secangkir kopi. Setidaknya dengan ruang yang nyaman akan membuatmu lebih betah berlama-lama dengan buku.
5. Batasi Distraksi Digital
Salah satu musuh terbesar membaca adalah notifikasi ponsel. Saat membuka buku, mematikan suara notifikasi atau letakkan ponsel jauh dari jangkauan.
Jika menggunakan e-book, aktifkan mode pesawat agar tidak tergoda membuka aplikasi lain. Dengan membatasi distraksi digital, kamu bisa lebih fokus menyerap isi bacaan.
Baca Juga: 7 Pentingnya Membaca Buku yang Wajib Kamu Tahu
6. Gunakan Metode “Selalu Bawa Buku”
Salah satu trik efektif membangun kebiasaan membaca adalah selalu membawa buku atau e-reader ke mana pun. Waktu tunggu di halte, antrian bank, atau perjalanan bisa menjadi momen membaca.
Prinsipnya sederhana, jangan biarkan waktu kosong berlalu tanpa bacaan. Semakin sering memanfaatkan momen kecil, semakin terbiasa pula otakmu dengan membaca.
7. Buat Catatan atau Highlight Bacaan
Membaca secara aktif jauh lebih bermanfaat daripada membaca pasif. Buatlah catatan, coretan, atau highlight di bagian yang menarik.
Aktivitas ini membantu kamu memahami isi bacaan dengan lebih dalam sekaligus melatih kemampuan berpikir kritis. Selain itu, catatan ini bisa menjadi pengingat berharga saat ingin merefleksikan kembali isi buku.
8. Bergabung dengan Komunitas Membaca
Membaca tidak harus selalu dilakukan sendirian. Bergabung dengan komunitas book club atau forum literasi bisa kamu coba.
Atau bisa juga mengikuti diskusi tentang buku, sehingga kamu secara tidak langsung akan termotivasi mencari tahu tentang ilmu dari segala cabang, sekaligus kamu akan menemukan circle baru dan teman-teman baru.
9. Rayakan Setiap Pencapaian
Apresiasi kecil bisa membuat kebiasaan membaca lebih menyenangkan. Setelah menamatkan sebuah buku, berikan hadiah untuk diri sendiri. Hadiahnya tidak harus besar. Bisa berupa membeli buku baru, menulis ulasan singkat di media sosial, atau sekadar menikmati makanan favorit.
Merayakan pencapaian membuat otak mengasosiasikan membaca dengan pengalaman positif, sehingga motivasi lebih mudah terjaga.
Membangun kebiasaan membaca bukanlah hal instan, tetapi proses yang membutuhkan waktu, kesabaran, dan konsistensi.
Dengan memilih bacaan yang sesuai minat, menetapkan target kecil, mengatur lingkungan yang mendukung, hingga membatasi distraksi digital, membaca akan semakin melekat dalam keseharian.
Seperti kata Maryanne Wolf dalam Proust and the Squid (2008), membaca adalah salah satu keajaiban terbesar peradaban karena memungkinkan manusia “menciptakan kembali” pikiran orang lain dalam dirinya.
Jadi, jika ingin terus tumbuh dan belajar, mulailah dengan satu halaman hari ini. Karena satu halaman bisa menjadi langkah awal menuju kebiasaan membaca seumur hidup.
Nah, buat kamu yang berminat ingin membangun kebiasaan membaca mulai dari hal-hal kecil manfaatkan momen promo spesial dari bukunesia yuk. Bukunesia menyediakan buku motivasi, buku inspirasi dan buku biografi para tokoh, pilihan lengkap, bergaransi, original dan berkualitas.
Semoga artikel dari Bukunesia ini bermanfaat untuk pembaca dalam memahami berbagai cara membangun kebiasaan membaca, sehingga dapat menjadi motivasi untuk lebih konsisten memperkaya wawasan dan menikmati manfaat positif dari membaca setiap hari.
Referensi
National Literacy Trust. (2021). Why Reading Matters. https://literacytrust.org.uk
Willingham, D. T. (2017). The Reading Mind: A Cognitive Approach to Understanding How the Mind Reads. Jossey-Bass.
Wolf, M. (2008). Proust and the Squid: The Story and Science of the Reading Brain. Harper.
Carr, N. (2010). The Shallows: What the Internet Is Doing to Our Brains. W.W. Norton & Company.
Wolf, M. (2008). Proust and the Squid: The Story and Science of the Reading Brain. Harper Perennial.