4 Tanda Terjebak Dalam Hubungan yang Salah, Ini Solusinya!

terjebak dalam hubungan yang salah

Terjebak dalam hubungan yang salah itu memang tidak nyaman. Pernah nggak sih kamu merasa begitu bahagia bersama seseorang atau dalam suatu momen, tapi justru setelahnya hati terasa hancur?

Rasa yang tadinya manis berubah jadi perih, dan kamu malah bertanya-tanya: “Kenapa sih kebahagiaan selalu diikuti luka?” Jika kamu pernah merasakannya, tenang—kamu tidak sendirian.

Dan nikmati proses suka-dukanya, seperti kata Kahlil Gibran, “Luka adalah tempat di mana cahaya masuk ke dalam dirimu.”

Pernah Merasa Bahagia, Tapi Justru Tersakiti?

Jika kamu pernah merasa bahagia, tapi justru tersakiti, itu artinya kamu harus keluar dan berani mengambil keputusan.

Jangan justru menikmati rasa sakit, yang mana dapat menimbul domino yang kurang baik. Fenomena ini ternyata punya penjelasan psikologis yang menarik.

1. Terlalu Melekat pada Sumber Kebahagiaan

Menurut teori attachment dari John Bowlby (1988), manusia memiliki kebutuhan alami untuk merasa dekat dan aman. Namun, ketika kita terlalu melekat pada seseorang atau situasi, kita jadi takut kehilangan. Ketika kebahagiaan itu terganggu, rasa sakitnya terasa lebih dalam.

2. Ekspektasi yang Terlalu Tinggi

Daniel Kahneman (2002) menjelaskan bahwa manusia sering terjebak dalam expectation bias, yakni menilai kebahagiaan dari harapan, bukan kenyataan. Saat realita tak sesuai ekspektasi, kebahagiaan cepat berubah menjadi kekecewaan.

3. Bahagia dan Luka Saling Berkaitan

Menurut Davidson & Begley (2012), area otak yang memproses emosi bahagia dan sedih saling berdekatan. Karena itu, ketika kita sedang sangat bahagia, emosi menjadi intens dan jika terjadi kekecewaan, luka terasa lebih dalam.

4. Luka Adalah Bukti Kedalaman Perasaan

Brené Brown (2010) menyebutkan bahwa seseorang tidak bisa menutup diri dari kesedihan tanpa menutup diri dari kebahagiaan. Artinya, semakin besar cinta dan harapan yang kita investasikan, semakin dalam pula rasa sakit saat kehilangan.

5. Luka Adalah Proses Tumbuh

Dalam konsep growing pain, luka emosional adalah bagian alami dari pendewasaan diri. Dari pengalaman bahagia dan sakit, manusia belajar memahami diri, memperbaiki harapan, dan menemukan makna hidup yang lebih dalam.

afiliasi store

Jika kamu sedang berada di fase memulihkan hati dari luka masa lalu, Buku Sebelum Kau Tiba: Pulihkan Diri Dari Luka bisa menjadi teman perjalanan yang tepat. Melalui setiap halamannya, kamu diajak mengenali luka, berdamai dengannya, lalu tumbuh dengan hati yang lebih utuh.

Baca Juga: 7 Cara Mengakhiri Hubungan Tanpa Status dengan Bijak

Tanda Kamu Terjebak Dalam Hubungan yang Salah

Hubungan yang sehat seharusnya membuatmu merasa aman, dihargai, dan bertumbuh. Namun, jika yang kamu rasakan justru sebaliknya, bisa jadi kamu sedang terjebak dalam hubungan yang salah.

Berikut empat tanda yang perlu kamu waspadai sebelum semuanya terlambat.

1. Kamu Sering Merasa Cemas atau Tidak Tenang

Setiap kali bersama pasangan, bukannya bahagia, kamu justru merasa cemas atau takut melakukan kesalahan kecil. Ini bisa jadi tanda adanya ketidakseimbangan emosional atau kontrol berlebihan dari pasangan (APA, 2021).

2. Kamu Kehilangan Diri Sendiri

Kamu mulai menjauh dari teman, berhenti melakukan hal-hal yang dulu kamu sukai, bahkan berubah demi membuat pasangan senang. Hubungan yang sehat seharusnya tidak membuatmu kehilangan jati diri.

3. Komunikasi Didominasi Drama dan Pertengkaran

Kalau hampir setiap obrolan berakhir dengan debat, bisa jadi hubunganmu dipenuhi pola komunikasi yang tidak sehat.

4. Kamu Takut Pergi Karena Takut Sendirian

Bertahan karena takut kehilangan bukan cinta sejati, tapi ketergantungan emosional yang justru melemahkan. Sadari sejak dini tanda-tanda ini, karena cinta yang tulus tidak seharusnya menyakitimu.

Baca Juga: 10 Cara Menghadapi Hubungan Tanpa Status

Cara Keluar Dari Hubungan yang Salah

Buat kamu yang saat ini sedang drama, nestapa, sedih dan gulana. Itu artinya kamu harus segera beranjak keluar mencari solusinya. Namun binggung bagaimana cara keluar dari hubungan yang salah, kamu bisa ikuti tips cara berikut. 

1. Sadari Bahwa Kamu Sedang Terjebak

Langkah pertama menuju kebebasan adalah kesadaran. Tanyakan pada diri sendiri, apakah hubungan ini membuatmu bertumbuh atau justru menyakitimu?

Menurut psikolog klinis dr. Seto Mulyadi (Kompas, 2022), kesadaran emosional adalah kunci pertama untuk keluar dari hubungan toksik karena tanpa pengakuan jujur, seseorang cenderung terjebak dalam pola yang sama berulang kali.

2. Akui Perasaanmu, Jangan Dipendam

Sering kali kita menekan rasa kecewa, marah, atau takut karena takut dianggap lemah. Padahal, mengakui perasaan adalah langkah awal menuju penyembuhan.

Berdasarkan riset dari American Psychological Association (2021), mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat membantu mengurangi stres dan memperjelas keputusan yang harus diambil.

3. Hentikan Pola “Aku Bisa Mengubahnya”

Salah satu ilusi terbesar dalam hubungan yang salah adalah keyakinan bahwa kita bisa mengubah orang lain. Padahal, perubahan sejati hanya bisa datang dari keinginan dalam diri mereka sendiri.

Jika kamu terus berusaha menyembuhkan orang yang tak mau sembuh, kamu justru ikut terluka.

4. Buat Batasan yang Tegas

Menetapkan batas bukan berarti egois, tapi bentuk perlindungan diri. Katakan “tidak” pada perilaku yang menyakiti, baik secara verbal maupun emosional.

Menurut buku Boundaries karya Henry Cloud & John Townsend (2017), orang yang tahu batasan akan lebih mampu menjaga kesehatan mental dan spiritualnya, sekaligus terhindar dari manipulasi emosional.

5. Cari Dukungan Emosional

Jangan jalani proses ini sendirian. Ceritakan situasimu kepada orang yang kamu percaya. misalnya teman dekat, keluarga, atau bahkan konselor.

Dukungan sosial terbukti secara ilmiah dapat mempercepat pemulihan emosional (Harvard Health Publishing, 2020).

Baca Juga: 10 Resiko Hubungan Tanpa Status, Apa Saja?

6. Siapkan Diri untuk Pergi — Secara Fisik dan Emosional

Mulailah membuat rencana keluar yang realistis. Jika kamu tinggal bersama pasangan, pertimbangkan tempat aman untuk berpindah. Bersamaan dengan itu, lepaskan keterikatan emosional sedikit demi sedikit. Hapus kenangan yang membuatmu sulit move on dan fokus pada tujuan baru.

7. Bangun Kembali Diri dan Hidupmu

Keluar dari hubungan yang salah bukan akhir, tapi awal dari babak baru. Isi waktu dengan kegiatan positif. Seperti belajar hal baru, menulis jurnal, atau bergabung dengan komunitas yang mendukung.

Menurut Brené Brown (2018), penyembuhan sejati datang ketika seseorang berani menerima rasa sakit dan menjadikannya kekuatan baru untuk bertumbuh.

Jadi, jangan bertahan pada sesuatu yang membuatmu semakin terpuruk dan hancur. Karena saat kamu jatuh, orang yang bisa menolong dirimu adalah dirimu sendiri, bukan orang lain. Beranilah untuk melangkah dan bangun dan terima kenyataan.

Semoga artikel dari Bukunesia Store ini bermanfaat bagi kamu yang sedang terjebak dalam hubungan yang salah, agar bisa lebih berani mengambil langkah untuk mencintai diri sendiri dan memulai lembaran baru yang lebih sehat.

Referensi 

American Psychological Association. (2021). Emotional Expression and Mental Health. APA Publishing.
Cloud, H., & Townsend, J. (2017). Boundaries: When to Say Yes, How to Say No to Take Control of Your Life. Zondervan.
Davidson, R. J., & Begley, S. (2012). The Emotional Life of Your Brain. Penguin Books.
Harvard Health Publishing. (2020). The Power of Healthy Relationships. Harvard University.
Kompas. (2022). “Psikolog: Kesadaran Diri adalah Kunci Keluar dari Hubungan Toksik.”

Artikel Terbaru