Berbuat baik kepada sesama merupakan nilai universal yang diajarkan oleh semua agama dan budaya. Dalam Islam, kebaikan kepada manusia tidak hanya bernilai sosial, tetapi juga bernilai ibadah.
Sikap baik yang ditunjukkan kepada orang lain, sekecil apa pun, dapat membawa dampak besar, baik bagi penerimanya maupun bagi diri sendiri. Di tengah kehidupan modern yang serba sibuk dan individualistis, berbuat baik sering kali terlupakan.
Padahal, kebaikan justru menjadi penyeimbang yang membuat hidup terasa lebih bermakna. Berikut 7 contoh dan cara berbuat baik disertai kepada sesama.
Table of Contents
ToggleContoh Berbuat Baik kepada Sesama
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita merasa lelah menghadapi sikap orang lain yang egois, cuek, atau bahkan menyakiti. Kita berharap bertemu orang baik, namun yang datang justru sebaliknya.
Pada titik inilah kita dihadapkan pada pilihan penting, seperti ikut bersikap buruk, atau tetap memilih menjadi orang baik. Jika tidak ada orang baik yang kita temukan hari ini, maka jadilah orang baik itu.
Sebab, kebaikan selalu dimulai dari satu hati yang mau memilih jalan benar. Apa yang kita tanam, itulah yang kelak kita panen, itulah hukum kehidupan yang sering disebut sebagai buah karma. Berikut 7 contoh berbuat baik kepada sesama yang bisa kamu praktikkan.
1. Menolong Meski Tidak Diminta
Berbuat baik bisa dimulai dari kepekaan. Menolong orang yang kesulitan tanpa menunggu diminta adalah bentuk kebaikan yang tulus.
Ketika kita melihat orang lain membutuhkan bantuan lalu memilih untuk acuh, saat itu kita sebenarnya sedang memilih jalan yang lebih keras. Padahal, memilih menolong berarti memilih menanam benih kebaikan yang kelak kembali pada diri kita.
2. Berkata Baik Saat Bisa Memilih Diam atau Menyakiti
Dalam banyak situasi, kita diberi pilihan untuk berkata baik atau melontarkan kata yang menyakitkan. Mengapa harus memilih cara buruk jika kata yang lembut bisa menenangkan?
Ucapan yang baik bukan hanya menjaga perasaan orang lain, tetapi juga membersihkan hati kita sendiri. Kata-kata adalah benih, ia akan tumbuh sesuai dengan apa yang kita tanam.
3. Memaafkan Meski Tidak Diminta Maaf
Memaafkan bukan berarti membenarkan kesalahan, tetapi membebaskan diri dari beban kebencian. Saat kita memilih memaafkan, kita sedang menanam ketenangan. Jika kita terus memelihara amarah, maka itulah yang akan kita panen, lelah dan luka batin yang berkepanjangan.
4. Berbagi Walau Tidak Berlebih
Berbagi bukan soal seberapa banyak, tetapi seberapa ikhlas. Ketika ada kesempatan berbagi namun kita memilih menahan karena takut kekurangan, saat itu kita lupa bahwa rezeki mengalir justru melalui tangan yang terbuka. Kebaikan yang dibagikan tidak pernah hilang, ia kembali dalam bentuk yang sering tak terduga.
5. Tidak Membalas Keburukan dengan Keburukan
Dibalas kasar memang terasa tidak adil, tetapi membalas dengan kebaikan jauh lebih bermakna. Saat kita memilih tidak mengikuti cara buruk orang lain, kita sedang memutus rantai keburukan. Apa yang kita tanam hari ini akan menentukan panen di masa depan.
6. Menjadi Pendengar yang Tulus
Di dunia yang penuh suara, sedikit orang yang mau benar-benar mendengar. Menjadi pendengar yang tulus adalah bentuk kebaikan yang mahal.
Saat kita memilih mendengar daripada menghakimi, kita sedang menanam empati. Kelak, empati itu akan kembali saat kita sendiri membutuhkan pengertian.
7. Menjaga Kejujuran Meski Ada Kesempatan Berbuat Curang
Kejujuran sering terasa berat, apalagi saat berbuat curang tampak lebih mudah. Namun, kejujuran adalah benih yang menghasilkan kepercayaan dan ketenangan batin.
Sebaliknya, kebohongan akan memanen kegelisahan. Hidup selalu adil, sesuai dengan apa yang kita tanam, itulah yang kita panen.
Baca Juga: 8 Langkah Praktis Cara Memperbaiki Diri Menjadi Lebih Baik
Cara Berbuat Baik kepada Sesama
Melihat 7 contoh berbuat baik kepada sesama memberikan pengalaman rasa yang berbeda. Ada beberapa alasan kenapa kita perlu tetap berbuat baik selama di dunia, sekalipun itu rasanya tidak adil untuk kita.
Karena kita tahu, apa yang kita tanam itulah yang akan kita panen, ketika buah karmanya sudah matang. Jika tidak ada orang baik, kamu bisa menjadi salah satunya. Berikut tujuh cara berbuat baik kepada sesama yang bisa diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
1. Menjaga Lisan dan Sikap dalam Berinteraksi
Salah satu bentuk kebaikan paling sederhana adalah menjaga lisan. Ucapan yang baik, sopan, dan tidak menyakiti perasaan orang lain merupakan cerminan akhlak yang mulia.
Menahan diri dari berkata kasar, bergunjing, atau meremehkan orang lain adalah bentuk kebaikan yang sering dianggap sepele, padahal dampaknya sangat besar. Selain lisan, sikap tubuh, ekspresi wajah, dan nada bicara juga berperan penting dalam menjaga perasaan sesama.
2. Menolong Sesuai Kemampuan
Berbuat baik tidak selalu harus dalam bentuk materi. Menolong orang lain bisa dilakukan sesuai kemampuan yang dimiliki. Membantu orang tua menyeberang jalan, menolong teman yang kesulitan memahami pelajaran, atau sekadar menunjukkan arah kepada orang yang tersesat sudah termasuk perbuatan baik.
Kebaikan yang dilakukan dengan tulus akan menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial dalam diri seseorang.
3. Bersikap Ramah dan Murah Senyum
Senyum adalah sedekah yang paling mudah dilakukan. Sikap ramah dan murah senyum dapat mencairkan suasana, membangun hubungan yang harmonis, serta membuat orang lain merasa dihargai.
Dalam kehidupan sehari-hari, menyapa tetangga, rekan kerja, atau orang yang ditemui di jalan dengan senyum tulus bisa menjadi awal dari hubungan sosial yang positif. Sikap ramah juga mencerminkan kepribadian yang terbuka dan penuh kasih.
4. Menghargai Perbedaan dan Tidak Menghakimi
Setiap manusia diciptakan dengan latar belakang, karakter, dan pandangan hidup yang berbeda. Berbuat baik kepada sesama berarti belajar menghargai perbedaan tersebut.
Tidak mudah menghakimi, tidak merendahkan, dan tidak memaksakan kehendak kepada orang lain merupakan bentuk kebaikan yang menunjukkan kedewasaan berpikir. Dengan sikap saling menghargai, kehidupan sosial akan berjalan lebih damai dan harmonis.
Rekomendasi Buku Motivasi
| ![]() |
|
| Buku Dua Rakaat Dulu Aja | Buku Kala Jingga Bicara | Buku Ketika Hidup Harus… |
Dapatkan Buku Motivasi di Buku Motivasi
5. Berbagi dan Bersedekah
Berbagi merupakan salah satu cara berbuat baik yang memiliki dampak luas. Sedekah tidak selalu harus berupa uang atau barang berharga. Berbagi makanan, waktu, tenaga, maupun ilmu juga termasuk sedekah.
Di tengah kesenjangan sosial yang masih terjadi, berbagi menjadi wujud nyata kepedulian terhadap sesama. Selain membantu orang lain, berbagi juga melatih keikhlasan dan rasa syukur atas nikmat yang dimiliki.
6. Memaafkan dan Menjaga Hubungan Baik
Memaafkan orang lain memang tidak selalu mudah, terutama ketika hati terluka. Namun, memaafkan adalah bentuk kebaikan yang sangat tinggi nilainya. Dengan memaafkan, seseorang membebaskan dirinya dari rasa dendam dan kebencian yang menggerogoti hati.
Menjaga hubungan baik dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar akan menciptakan suasana hidup yang lebih tenang dan penuh kedamaian.
Baca Juga: 7 Macam Nikmat Allah Yang Tidak Boleh Dilupakan
7. Menjadi Pendengar yang Baik
Di era digital, banyak orang merasa kesepian meski dikelilingi banyak orang. Menjadi pendengar yang baik adalah bentuk kebaikan yang sering terlupakan. Mendengarkan cerita, keluh kesah, atau perasaan orang lain tanpa menghakimi dapat memberikan kelegaan batin bagi mereka.
Terkadang, seseorang tidak membutuhkan solusi, melainkan hanya ingin didengarkan dan dipahami. Sikap ini mencerminkan empati dan kepedulian yang tulus.
Berbuat baik kepada sesama sebaiknya tidak dilakukan sesekali, melainkan menjadi kebiasaan. Konsistensi dalam berbuat baik akan membentuk karakter positif dan memperkuat hubungan sosial. Kebaikan yang terus dilakukan akan menumbuhkan lingkungan yang saling mendukung, penuh empati, dan harmonis.
Selain itu, berbuat baik juga memberikan dampak positif bagi kesehatan mental, seperti menumbuhkan rasa bahagia, tenang, dan puas secara batin.
Semoga artikel dari Bukunesia Store ini bermanfaat untuk mengajak pembaca membiasakan berbuat baik kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi
Al-Ghazali, A. H. (2011). Ihya’ Ulumuddin. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
An-Nawawi, Y. (2003). Riyadhus Shalihin. Beirut: Dar al-Fikr.
Qardhawi, Y. (2006). Fiqh al-Akhlak. Cairo: Maktabah Wahbah.
Seligman, M. E. P. (2011). Flourish: A Visionary New Understanding of Happiness and Well-being. New York: Free Press.







