8 Cara Memilih Pasangan yang Tepat agar Tidak Menyesal

cara memilih pasangan yang tepat

Cara memilih pasangan yang tepat adalah anugrah. Karena banyak yang merasa pasangannya tepat. Namun setelah dijalani bersama, banyak ketidakcocokan dan menjadi sumber masalah.

Salah satu alasan kenapa hal ini bisa terjadi, karena tuntutan lingkungan sosial dan masih banyak. Nah, buat kamu yang sekarang sedang di posisi galau, penting banget mengetahui tips cara memilih pasangan yang tepat.

Agar tidak menyesal karena salah memilih. Karena ketika terlanjur menikah dan ternyata salah memilih, maka tidak bisa mengulang waktu. Untuk temukan jawabannya, baca artikel ini sampai selesai. 

Alasan Kenapa Sebagian Orang Salah Pilih Pasangan

Banyak orang bermimpi menemukan pasangan yang tepat, tapi kenyataannya tidak sedikit yang justru salah pilih. Hubungan yang awalnya tampak indah bisa berubah menjadi sumber stres dan konflik.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Berikut empat alasan umum mengapa sebagian orang salah memilih pasangan.

1. Terburu-Buru Karena Tekanan Sosial

    Tekanan dari lingkungan, usia, atau keluarga sering membuat seseorang merasa harus segera punya pasangan. Dalam kondisi ini, keputusan sering diambil bukan karena kesiapan emosional, melainkan karena rasa takut tertinggal.

    Menurut studi dari Journal of Social and Personal Relationships (2019), individu yang menikah karena tekanan sosial cenderung memiliki kepuasan pernikahan yang lebih rendah dibanding yang menikah atas dasar kesiapan pribadi.

    2. Mengabaikan Tanda Bahaya (Red Flags)

      Ketika sedang jatuh cinta, banyak orang memilih menutup mata terhadap tanda-tanda negatif seperti sifat manipulatif, posesif, atau kurang empati. Padahal, tanda-tanda itu sering menjadi indikator awal ketidaksehatan hubungan.

      Psikolog Dr. John Gottman menyebut bahwa kebiasaan mengabaikan red flags di awal hubungan dapat berujung pada konflik emosional yang sulit diperbaiki di kemudian hari.

      3. Terjebak pada Daya Tarik Fisik atau Romantisme Sesaat

        Ketertarikan fisik memang penting, tapi bukan satu-satunya dasar memilih pasangan. Terlalu fokus pada pesona luar sering membuat seseorang mengabaikan kecocokan nilai dan karakter.

        afiliasi store

        Sebuah riset dari Personality and Social Psychology Bulletin (2020) menemukan bahwa hubungan yang hanya didasari ketertarikan fisik memiliki kemungkinan dua kali lipat lebih besar berakhir dalam dua tahun pertama.

        4. Belum Selesai dengan Luka Masa Lalu

          Orang yang belum pulih dari hubungan sebelumnya cenderung mencari pasangan sebagai “pelarian emosional”.

          Akibatnya, mereka bisa memilih seseorang bukan karena cinta yang sehat, tetapi karena kebutuhan untuk mengisi kekosongan.

          Psikoterapis Esther Perel menjelaskan bahwa luka emosional yang belum sembuh dapat membuat seseorang terus mengulang pola hubungan yang sama, bahkan dengan pasangan berbeda.

          Jadi, salah pilih pasangan bukan hanya karena nasib buruk, tapi sering kali karena keputusan diambil tanpa kesadaran penuh.

          Kadang, kita butuh waktu untuk benar-benar memahami arti pulih sebelum membuka hati lagi. Buku Sebelum Kau Tiba Pulihkan Diri Dari Luka Sebelum Menikah menuturkan proses itu dengan lembut tentang menunggu, melepaskan, dan berdamai dengan masa lalu.

          Baca Juga: 5 Tipe Pasangan Idaman dan Cara Mengetahuinya

          Cara Memilih Pasangan yang Tepat

          Memilih pasangan hidup bukan sekadar soal cinta, tapi juga soal kecocokan nilai, visi, dan karakter. Hubungan yang sehat tidak hanya dibangun dari rasa suka, melainkan juga dari kemampuan untuk saling memahami dan tumbuh bersama.

          Berikut delapan cara memilih pasangan yang tepat agar hubungan lebih langgeng dan saling support satu sama lain.

          1. Kenali Dirimu Terlebih Dahulu

            Sebelum mencari sosok yang “tepat”, pahami dulu siapa dirimu, apa yang kamu butuhkan, nilai apa yang kamu pegang, dan arah hidup yang ingin kamu capai.

            Penelitian dari Journal of Social and Personal Relationships (2018) menunjukkan bahwa kesadaran diri yang baik meningkatkan peluang menemukan pasangan yang sesuai.

            2. Perhatikan Nilai dan Prinsip Hidupnya

              Cinta bisa tumbuh, tapi nilai sulit diubah. Pastikan calon pasangan memiliki prinsip hidup yang sejalan denganmu, terutama dalam hal keluarga, agama, dan gaya hidup.

              Kesesuaian nilai akan memudahkan kalian mengambil keputusan bersama dan menghindari konflik yang muncul karena perbedaan pandangan mendasar.

              3. Lihat Cara Ia Memperlakukan Orang Lain

                Kamu bisa menilai kepribadian seseorang dari caranya memperlakukan orang di sekitarnya, terutama orang yang tidak bisa memberinya keuntungan.

                Sikap hormat dan empati adalah fondasi hubungan jangka panjang. Jika ia mampu bersikap sopan dan rendah hati kepada siapa pun, itu tanda bahwa ia juga akan memperlakukanmu dengan penuh kasih dan penghargaan.

                4. Uji Komunikasi Sejak Awal

                  Komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci. Sebuah studi dari Gottman Institute menemukan bahwa pasangan dengan komunikasi sehat memiliki peluang bertahan 80% lebih tinggi dibanding yang tidak.

                  5. Amati Cara Ia Menghadapi Masalah

                    Kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Pasangan yang tepat bukan yang selalu setuju, tetapi yang bisa menghadapi perbedaan dengan dewasa, bukan dengan amarah.

                    Cara seseorang merespons masalah menunjukkan kedewasaan emosional dan kemampuannya menjaga hubungan tetap sehat.

                    Jika ia mampu berdiskusi dengan tenang dan mencari solusi bersama, itu tanda bahwa ia siap membangun hubungan jangka panjang yang stabil.

                    Baca Juga: 4 Tanda Terjebak Dalam Hubungan yang Salah, Ini Solusinya!

                    6. Evaluasi Kecocokan Emosional

                      Chemistry memang penting, tapi kestabilan emosional jauh lebih berharga. Pilih pasangan yang mampu mengelola emosinya, bukan yang mudah tersulut atau menutup diri saat ada konflik. Kecocokan emosional membantu hubungan tetap seimbang, karena keduanya mampu saling menenangkan dan memahami tanpa harus selalu sepakat dalam setiap perbedaan.

                      7. Pertimbangkan Dukungan Sosial dan Keluarga

                        Keluarga dan lingkungan sosial turut berperan besar dalam kebahagiaan hubungan. Jika orang-orang terdekatmu melihat sisi positif dari pasanganmu, itu pertanda baik.

                        Dukungan dari orang-orang di sekitar akan membantu hubunganmu lebih kokoh, terutama ketika menghadapi tantangan.

                        Sebaliknya, jika banyak orang yang peduli justru khawatir, ada baiknya kamu mempertimbangkan pandangan mereka dengan bijak.

                        8. Percayai Intuisi, Tapi Jangan Abaikan Logika

                          Intuisi sering menjadi sinyal awal, tapi keputusan akhir sebaiknya juga melibatkan logika. Gunakan perasaanmu untuk mengenali kenyamanan, dan logikamu untuk menilai kesesuaian jangka panjang.

                          Memilih pasangan yang tepat bukan soal menemukan yang sempurna, melainkan yang bisa tumbuh bersamamu.

                          Dengan mengenal diri sendiri, berkomunikasi sehat, dan menjaga keseimbangan antara perasaan dan logika, kamu bisa membangun hubungan yang kokoh dan bermakna.

                          Referensi 

                          American Psychological Association. (2021). Building and Maintaining Healthy Relationships.
                          Eastwick, P. W., et al. (2020). Attraction and Relationship Longevity. Personality and Social Psychology Bulletin, 46(8), 1275–1288.
                          Gottman, J. (2015). The Seven Principles for Making Marriage Work. Harmony Books.
                          Holmes, B. M., & Johnson, K. R. (2018). Self-Understanding and Relationship Quality. Journal of Social and Personal Relationships, 35(9), 1258–1275.
                          Perel, E. (2017). The State of Affairs: Rethinking Infidelity. HarperCollins.

                          Artikel Terbaru