11 Cara Menjaga Hati Menurut Islam, Gimana ya?

cara menjaga hati menurut islam

Pernah merasa hati mudah tersinggung, iri, atau gelisah? Dalam Islam, hati (qalb) adalah pusat keimanan sekaligus penentu baik-buruknya amal seseorang. Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Karena itu, menjaga hati dalam Islam bukan hanya perkara emosi, tetapi juga ibadah. Bagaimana cara menjaga hati versi Islami? Yuk, simak langkah-langkah berikut agar hati selalu bersih dan terjaga dari penyakit hati yang merusak diri.

1. Perbanyak Dzikir, Jaga Hati Tetap Hidup

Dzikir menghubungkan hati dengan Allah. Muslim yang rajin berdzikir akan lebih tenang, sabar, dan tidak mudah terpancing emosi. Kamu bisa mulai dengan dzikir sederhana seperti membaca tasbih, tahmid, takbir, dan istighfar setiap selesai shalat. Atau saat bekerja, berjalan ataupun saat rehat. Tidak melulu dzikir secara dhohir, tetapi dzikir secara batin. 

2. Perkuat Niat dalam Setiap Amal

Niat yang tulus hanya karena Allah akan menjaga hati dari rasa riya (pamer) dan sum’ah (ingin dipuji). Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebelum berbuat, tanyakan pada diri sendiri “Untuk siapa saya melakukan ini?” Jika untuk Allah, maka hatimu akan terlindungi dari sifat sombong. Jika untuk dilihat orang, ingin pengakuan dan segala hal yang sifatnya eksternal, maka perlu dibenahi lagi niatnya. 

3. Hindari Ghibah dan Fitnah

Ghibah (menggunjing) dan fitnah adalah racun bagi hati. Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 12 “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?”. Ghibah menimbulkan kebencian, dendam, dan iri hati. Menjaga lisan dari ghibah adalah salah satu cara paling efektif menjaga kebersihan hati. 

4. Seringlah Introspeksi Diri (Muhasabah)

Sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah berkata “Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab.”

Jadi, sebelum kita di hisab di akhirat, alangkah baiknya jika kita sadar diri saat di dunia, yaitu dengan bermuhasabah. Setiap malam sebelum tidur, coba evaluasi apa yang sudah kita lakukan hari ini? Apa ada hati yang tersakiti karena ucapan atau tindakan kita? Muhasabah rutin akan membuat kita lebih peka, rendah hati, dan tidak cepat menyalahkan orang lain. dan pastinya perilaku/sikap kita setiap hari lebih berhati-hati lagi. 

5. Bersahabat dengan Orang Saleh

Cara menjaga hati versi islam selanjutnya adalah, carilah teman yang saleh. Lingkungan sangat berpengaruh pada hati. Rasulullah SAW bersabda “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Dawud). 

Berteman dengan orang saleh akan membuat kita terjaga dari perbuatan buruk dan lebih termotivasi melakukan kebaikan. Sebaliknya, ketika kita berteman dengan orang yang perangainya buruk, maka kita memiliki kecenderungan melakukan sikap yang buruk. 

promo juli sale bukunesia

6. Perbanyak Membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah obat bagi hati yang keras dan gelisah. Allah berfirman dalam QS. Al-Isra ayat 82 “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Luangkan waktu setiap hari, meski hanya 10 menit, untuk membaca dan mentadabburi Al-Qur’an. Al-Qur’an menenangkan hati, memperbaiki akhlak, dan menjauhkan kita dari pikiran negatif. Maksud membaca Al-Quran tidak sekedar membaca arabnya, tetapi juga memahami isi kandungannya. 

7. Latih Kesabaran dalam Setiap Ujian

Sabar adalah salah satu kunci menjaga hati tetap ikhlas. Rasulullah SAW bersabda “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, semua perkaranya baik baginya… jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya; dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim)

Kesabaran menahan amarah, kesabaran dalam ketaatan, dan kesabaran dalam menjauhi maksiat akan menjauhkan hati dari kebencian. Sabar adalah ilmu yang sulit dipraktekan, namun mudah diucapkan. Maka tidak heran jika orang yang bersabar adalah orang yang patut diapresiasi dan dihargai.

8. Jangan Mudah Berprasangka Buruk

Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 12 “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa.”

Prasangka buruk membuat hati tidak tenang dan sering salah menilai orang lain. Melatih diri untuk berhusnudzon (berbaik sangka) pada orang lain dan pada takdir Allah. Ketika kita berprasangka buruk pada orang lain, energi kita dalam kondisi rendah. Energi rendah inilah yang akan menarik masalah dan hal negatif dalam hidup kita. Itu sebabnya, jangan biasakan memelihara berprasangka buruk. Karena itu semua akan kembali ke diri kita. 

10. Rajin Bersedekah

Sedekah tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga membersihkan hati dari keserakahan. Rasulullah SAW bersabda “Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)

Sedekah melatih hati untuk lebih ikhlas, dermawan, dan peduli pada sesama. Karena memang esensi apa yang kita dapatkan, entah itu berupa harta, uang, jabatan dan atribut duniawi, semuanya bukanlah milik kita. Maka, sudah sepantasnya kita mensedekahkan sebagiannya kepada orang lain, karena kita hanyalah jalan untuk menyalurkan rejeki dari sang pemilik hidup. 

11. Berdoa agar Hati Tetap Istiqomah

Rasulullah SAW mengajarkan doa agar hati tetap teguh “Ya Muqallibal Qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik.” (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku diatas agama-Mu). (HR. Tirmidzi)

Jangan pernah lelah berdoa agar Allah menjaga hatimu, karena hanya Dia yang mampu membolak-balikkan hati manusia. Namun, ada satu hal yang perlu di garis bawahi saat berdoa, jangan mengatur dan memaksa Tuhan. Karena Tuhanlah yang maha tahu, dan kita sebagai manusia yang sok tahu. Jadi, jangan sampai terjebak di jebakan betmen dari kata “berdoa”. 

Itulah artikel dari Bukunesia Store tentang 11 cara menjaga hati versi islami. Dan memang, menjaga hati bukanlah hal yang mudah, tapi bukan berarti mustahil. Hati yang terjaga akan menjadi sumber kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Yuk, mulai dari sekarang kita melatih diri menjaga hati agar selalu dekat dengan Allah! (Iruekkawa Elisa)

Referensi:

  1. Departemen Agama Republik Indonesia. (2005). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama RI.
  2. Imam Nawawi. (2002). Riyadhus Shalihin (Terj. Abu Ihsan al-Atsari). Jakarta: Pustaka Imam Syafii.
  3. Bukhari, Imam. (2000). Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar Ibn Katsir.
  4. Muslim, Imam. (2000). Shahih Muslim. Beirut: Dar Ihya’ At-Turats Al-Arabi.
  5. Tirmidzi, Imam. (2000). Jami’ At-Tirmidzi. Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyyah.
  6. Abu Dawud, Imam. (2000). Sunan Abu Dawud. Beirut: Darul Fikr.
  7. Kementerian Agama Republik Indonesia. (2022). Al-Qur’an dan Terjemah Resmi Kemenag RI. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.
Artikel Terbaru