Salat tahajud merupakan salat sunah yang utama. Nah, berikut ini ciri-ciri orang yang sering salat tahajud secara istiqomah. Amalan tahajud merupakan sebuah amalan yang disukai oleh Allah.
Meskipun amalan ini hukumnya hanya sunnah, akan tetapi terdapat banyak keutamaan yang diberikan kepada orang-orang yang menjalankan amalan ini secara rutin. Satu di antaranya, orang-orang yang melakukan tahajud akan diberikan tempat yang terpuji di dunia dan di akhirat oleh Allah SWT. sebab malam hari merupakan waktu yang baik untuk memohon kepada Allah SWT.
Pada waktu sehabis salat tahajud, kita dianjurkan untuk berdoa berdasarkan dengan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan kita masing-masing. Meminta segala sesuatu baik kepentingan dunia maupun akhirat kepada Allah SWT semata, sebenarnya merupakan sikap ketundukan kita, ketidak-berdayaan kita sebagai seorang hamba.
Sementara itu, di lain sisi, Allah merupakan Zat yang Maha Pengasih. Dengan kata lain, kita tidak bisa mendapatkan segala hal di dunia maupun di akhirat, selain atas izin dari-Nya.
Maka dari itu, kita bisa meminta segala hal, meski hal tersebut merupakan persoalan duniawi yang terasa remeh-temeh sekalipun. Sebagai contoh, kita bisa berdoa agar kita tidak remedial, diterima kerja, mendapat motor baru, mendapat kulkas baru, dan lain sebagainya.
Selama permintaan tersebut tidak dilarang oleh agama, dan tidak digunakan untuk hal-hal yang buruk. Barang sebaik apa pun, jika digunakan untuk pamer misalnya, maka hal itu sebenarnya dapat mencelakakan orang yang memilikinya.
Dari segala keuntungan baik yang diberikan di dunia maupun akhirat yang bisa kita dapat ketika mengamalkan salat tahajud, maka banyak orang yang berlomba untuk mengamalkannya. Apakah untuk menjadi ahli tahajud, kita harus selalu mengantuk ketika siang hari atau kita harus memiliki mata hitam ketika karena selalu kurang tidur? Tidak juga ya!
Sebenarnya ada beberapa ciri-ciri orang yang mengamalkan salat tahajud. Meskipun pada akhirnya ciri-ciri ini bukanlah untuk ditunjukkan, akan tetapi untuk direnungkan. Namun, dalam menjalankan salat tahajud pasti juga banyak tantangannya. Baca artikel sebelumnya terkait Tantangan Salat Tahajud.
Berikut adalah ciri-ciri ahli tahajud.
1. Ahli ibadah
Sebagai amalan sunah, sudah seharusnya sebelum menjadi ahli tahajud, kita telah menuntaskan segala amalan yang hukumnya wajib terlebih dahulu. Jadi, tidak mungkin orang yang sungguh-sungguh mengamalkan salat tahajud, malah dengan sengaja berniat untuk tidak melaksanakan salat isya. Jika seseorang meninggalkan amalan sunah tidak mendapatkan dosa, sementara jika seseorang meninggalkan amalan wajib maka ia akan mendapatkan dosa.
Maka sebagai ahli tahajud, ciri-ciri yang pertama adalah bahwa orang tersebut merupakan seorang yang juga ahli ibadah. Minimal, ia melaksanakan segala perintah Allah SWT yang hukumnya wajib. Bahkan dengan melaksanakan tahajud, orang tersebut berarti ingin meningkatkkan terus ibadahnya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Salat tahajud sebagai amalan sunah juga seharusnya dibarengi dengan pemahaman yang mumpuni terkait syarat dan hukum amalan tahajud, doa apa yang harus dibaca, ayat apa yang harus dihafal, dan lain sebagainya. Maka sebagai ahli tahajud ia juga memiliki pemahaman fikih keagamaan yang mendalam. Sementara pada saat yang sama ia akan berusaha terus mendalami ilmu yang ia miliki.
2. Rendah hati
Salat tahajud adalah salat yang dilakukan pada malam hari, ketika banyak orang tertidur. Amalan ini dilakukan pada waktu yang sepi. Maka dari itu ketika melaksanakan salat, tidak banyak orang yang tahu. Bahkan bisa jadi hanya ahli tahajud itu sendiri yang mengetahuinya. Hal ini merupakan cikal-bakal dari ciri-ciri orang yang sering salat tahajud, yaitu kerendahan hati.
Orang lain tidak perlu tahu bahwa seseorang melaksanakan salat tahajud, kecuali dalam kasus-kasus tertentu, misalnya berdakwah atau memberi contoh. Sebenarnya semua ibadah yang berhukum wajib maupun sunah, memang tidak diperbolehkan untuk riya.
Akan tetapi, salat tahajud merupakan amalan yang tepat untuk dilaksanakan tanpa diketahui orang lain. Sehingga pada akhirnya, kerendahan hati ini dapat berpengaruh pada amalan-amalannya yang lain. Ia tidak perlu menunjukkan bahwa ia telah bersedekah atau amalan lainnya
3. Selalu berprasangka baik kepada orang lain
Sebagai ahli tahajud, kerendahan hati yang dimiliki berarti ia juga bisa berprasangka baik kepada orang lain dan kepada Allah SWT. Ahli tahajud berarti tidak mudah untuk menilai buruk seseorang, sebab ia tahu, bahwa bisa jadi orang tersebut jauh lebih baik dari dirinya.
Ketika seorang ahli tahajud mengamalkan tahajud secara diam-diam dan tidak perlu diketahui banyak orang, maka ia juga selalu sadar bahwa bisa jadi orang lain tidak menunjukkan amal ibadahnya. Ahli tahajud tahu, bahwa banyak hal yang tidak ia tahu.
4. Selalu berprasangka baik kepada Allah SWT
Misalnya ketika ia meminta sesuatu, tetapi tidak kunjung dipenuhi oleh Allah, maka hal itu membuat seorang ahli tahajud melakukan introspeksi diri, apakah hal yang diminta adalah hal yang buruk, atau ia sebenarnya belum layak untuk mendapatkan hal tersebut. Seorang ahli tahajud dengan mudah bisa berprasangka baik kepada segala keputusan yang diberikan oleh Allah SWT. Sebab seorang ahli tahajud tahu, bahwa Allah adalah Zat yang Maha Tahu.
5. Disiplin
Bangun di malam hari untuk melaksanakan salat tahajud secara rutin membutuhkan niat yang matang. Maka, dengan melaksanakan tahajud, ahli tahajud dilatih untuk hidup secara disiplin, sebab ia harus memotong jam tidurnya pada waktu tertentu untuk melaksanakan tahajud.
Untuk bisa bangun di sepertiga malam terakhir, maka ia harus tidur lebih awal. Oleh karena itu, ia juga selalu peka akan berjalannya waktu. Dalam aktivitasnya sehari-hari ia memberlakukan pengorganisasian waktu dengan efektif dan efisien.
6. Memiliki pola hidup yang sehat
Agar bisa rutin terbangun di sepertiga malam terakhir dan bisa melaksanakan aktivitas pada siang harinya, maka pola hidup yang diberlakukan oleh ahli tahajud pun harus terjaga. Ia mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi, tidur tidak pada larut malam, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan demi menjaga agar ia tidak kehilangan ritmenya dalam melaksanakan rutinitas salat tahajud.
Selain hal yang telah disebutkan di atas, pagi hari atau dalam hal ini sepertiga malam terakhir adalah waktu ketika ahli tahajud bisa menghirup udara pagi yang penuh oksigen sebab terbebas dari polusi yang banyak dikeluarkan ketika orang-orang beraktivitas pada siang dan sore hari.
7. Produktif
Selepas melaksanakan salat tahajud, ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Sebagai contoh misalnya dengan membaca buku, atau mempersiapkan segala hal yang akan digunakan pada siang hari.
Dengan begitu, pengorganisasian yang disiplin membuat ahli tahajud bisa memperkirakan waktunya dengan seefisien mungkin. Melakukan aktivitas pada pagi hari adalah cara agar kegiatan tersebut bisa dilakukan secara berkualitas, sebab ketika pagi hari otak kita bisa dengan mudah menyerap segala hal dengan mudah karena pada hari itu belum pikiran-pikiran kita belum dipenuhi oleh bermacam hal.
Supaya ciri-ciri tadi bisa melekat di diri kita dan juga supaya doa-doa kita dikabulkan serta amalan salat tahajud bisa diterima oleh Allah SWT, silakan baca khusus pembahasannya disini 2 Rakaat Dulu Aja Salat Tahajud.
Pertanyaan yang sering ditanya
Dalam melakukan sholat tahajud bisa dikerjakan pada waktu setelah Isya’ dan sebelum Subuh, sesuai dengan surat Al-Isra’: 79.
“Dan pada sebahagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabbmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’: 79).
Waktu sepertiga malam terjadi pada pukul 22.00 hingga 01.00
Baca juga artikel berikut ini