Doa agar Bisa Bangun Tahajud yang Wajib Diamalkan

doa agar bisa bangun tahajud

Pernah berniat bangun tahajud, tapi tetap kalah oleh rasa kantuk? Kamu tidak sendiri. Shalat tahajud memang ibadah penuh keutamaan, namun banyak orang kesulitan melaksanakannya.

Padahal, di sepertiga malam terakhir Allah menjanjikan waktu mustajab untuk doa dan ampunan. Tantangannya bukan hanya soal fisik yang lelah, tapi juga niat dan kebiasaan hidup yang belum selaras.

Jika kamu ingin istiqamah, perkuat hati dengan doa agar bisa bangun tahajud dan atur rutinitas agar tubuh serta jiwa siap menyambut panggilan malam penuh berkah ini.

Alasan Kenapa Bangun Tahajud Itu Sulit

Shalat tahajud sering disebut sebagai ibadah istimewa yang mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya. Namun, faktanya, banyak orang mengakui bahwa bangun di sepertiga malam terakhir bukan hal yang mudah.

Padahal, waktu tahajud adalah momen penuh keberkahan, sebagaimana disebut dalam hadis riwayat Muslim, bahwa Allah turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir untuk mengabulkan doa dan mengampuni dosa.

Lalu, kenapa sebenarnya bangun tahajud itu terasa begitu sulit? Berikut tiga alasannya yang perlu kamu pahami.

1. Terlalu Lelah Secara Fisik dan Mental

    Salah satu penyebab utama sulit bangun tahajud adalah kelelahan. Aktivitas padat sepanjang hari membuat tubuh membutuhkan istirahat penuh, sehingga bangun malam menjadi tantangan tersendiri.

    Menurut Sleep Foundation (2023), tubuh manusia secara alami membutuhkan 7–9 jam tidur untuk memulihkan energi.

    Jika waktu tidur malam terlalu larut, tubuh otomatis akan menolak untuk bangun sebelum waktunya.

    Agar bisa bangun tahajud, cobalah tidur lebih awal dan kurangi aktivitas yang menguras energi di malam hari, seperti bermain gawai atau menonton terlalu lama.

    afiliasi store

    Kuncinya bukan hanya pada alarm, tapi juga pada manajemen waktu dan niat yang kuat sebelum tidur.

    2. Lemahnya Niat dan Komitmen Spiritual

      Selain faktor fisik, kesulitan bangun tahajud juga bisa berasal dari lemahnya niat. Banyak orang sebenarnya ingin melakukannya, tapi niat tersebut tidak disertai tekad yang kuat.

      Dalam Islam, niat adalah pondasi utama setiap amal. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

      Niat yang hanya muncul sesaat tanpa komitmen sering kali kalah oleh rasa kantuk. Karena itu, penting untuk menanamkan motivasi keimanan, bahwa tahajud bukan sekadar ibadah tambahan, tetapi bentuk cinta dan kerinduan kepada Allah.

      Menulis doa atau tujuan spiritual pribadi sebelum tidur juga bisa membantu memperkuat tekad untuk bangun di malam hari.

      Baca Juga: 10 Tips Bangun Tahajud Tanpa Drama Agar Lebih Bermakna

      3. Gangguan Gaya Hidup dan Lingkungan

        Gaya hidup modern sering kali menjadi penghalang terbesar dalam membangun kebiasaan tahajud. Tidur larut karena pekerjaan, terlalu banyak mengkonsumsi kafein, atau terlalu sering scrolling media sosial sebelum tidur membuat pola istirahat berantakan.

        Selain itu, lingkungan kamar yang terlalu terang, bising, atau tidak nyaman juga berkontribusi pada sulitnya bangun malam.

        Menurut National Sleep Foundation (2022), pencahayaan biru dari layar gadget dapat menekan produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang membantu tubuh untuk tidur nyenyak.

        Akibatnya, tubuh tidak mencapai fase tidur dalam yang optimal, sehingga ketika alarm berbunyi untuk tahajud, rasa kantuk masih terlalu berat.

        Nah, di Buku Dua Rakaat Dulu Aja, Panduan Menggapai Cinta Allah di Sepertiga Malam banyak membahas berbagai tips agar bisa bangun tahajud loh. Pokoknya pembahasan apapun mengenai tahajud dibahas lengkap di buku ini.

        Doa agar Bisa Bangun Tahajud yang Wajib Diamalkan

        Rasa malas sebenarnya adalah bagian dari fitrah manusia. Siapa pun bisa mengalaminya, entah malas belajar, malas bekerja, atau bahkan malas beribadah.

        Namun, yang perlu diwaspadai adalah ketika rasa malas itu sudah menjadi bagian dari karakter. Saat seseorang mulai nyaman dengan rasa malasnya, akan sulit baginya untuk berkembang, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.

        Dalam konteks ibadah malam, sifat malas ini juga bisa menjadi penghalang besar untuk mendekatkan diri kepada Allah.

        Padahal, shalat tahajud memiliki keutamaan yang luar biasa: waktu mustajab untuk berdoa, saat terbaik untuk memohon ampun, dan momen istimewa untuk mendapatkan ketenangan batin.

        Rasulullah SAW memahami betapa beratnya melawan rasa malas. Karena itu, beliau mengajarkan sebuah doa yang dapat membantu umatnya agar terhindar dari sifat tersebut.

        Doa ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Anas bin Malik ra., yang menceritakan bahwa Rasulullah pernah memohon perlindungan kepada Allah dengan kalimat:

        اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ

        Artinya:
        “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, serta aku berlindung kepada-Mu dari sifat pikun dan pelit.” (HR. Bukhari)

        Doa ini bisa diamalkan sebelum tidur atau setelah shalat isya. Dengan membaca doa tersebut, seseorang memohon perlindungan agar Allah menumbuhkan semangat di hatinya untuk bangun di sepertiga malam.

        Bukan hanya untuk shalat tahajud, tetapi juga untuk menjalani hidup dengan lebih disiplin dan berenergi.

        Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Tahajud Memperlancar Rezeki

        Tips Praktis Agar Doa dan Usaha Selaras

        Banyak orang berdoa siang dan malam agar hidupnya berubah menjadi lebih baik. Namun, tak jarang hasilnya tak sesuai harapan. Apakah doa mereka tidak didengar? Belum tentu.

        Bisa jadi antara doa dan usaha yang dilakukan belum berjalan selaras. Dalam Islam, doa tanpa usaha sama halnya seperti berharap panen tanpa menanam. Begitu juga sebaliknya. Usaha tanpa doa hanyalah kerja keras yang kehilangan arah spiritual.

        Lalu, bagaimana cara menyelaraskan keduanya agar doa dan usaha benar-benar membawa hasil terbaik? Berikut lima tips praktis yang bisa kamu terapkan.

        1. Perkuat Niat dan Keyakinan Sebelum Bertindak

          Dalam Islam, niat adalah inti dari setiap amal. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

          Artinya, jika kamu berusaha dengan niat yang benar, karena Allah dan untuk kebaikan, maka doa dan usahamu akan berjalan searah.

          Keyakinan juga memainkan peran penting. Jangan pernah berdoa sambil ragu apakah Allah akan mengabulkannya atau tidak.

          Sebagaimana dalam hadits riwayat Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan bahwa doa itu akan dikabulkan.” 

          2. Susun Rencana Nyata Setelah Berdoa

            Setelah memanjatkan doa, langkah selanjutnya adalah membuat rencana untuk mewujudkannya. Menurut Stephen R. Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People (2020), tujuan tanpa rencana hanyalah keinginan.

            Prinsip yang sama berlaku dalam konteks spiritual, doa tanpa langkah nyata tidak akan menghasilkan apa-apa. Jadi, setelah berdoa, tanyakan pada dirimu, Langkah kecil apa yang bisa aku lakukan hari ini untuk mendekatkan hasil yang aku doakan?

            3. Jaga Konsistensi Antara Ikhtiar dan Tawakal

              Banyak orang semangat di awal, tetapi mudah menyerah di tengah jalan. Padahal, salah satu kunci keselarasan doa dan usaha adalah konsistensi. Terus berusaha dengan penuh kesabaran, sambil tetap tawakal kepada Allah atas hasil akhirnya.

              QS. Al-Insyirah ayat 7–8 menegaskan, “Maka apabila engkau telah selesai (dari satu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” 

              4. Hindari Doa yang Tidak Selaras dengan Perilaku

                Salah satu alasan doa tidak sejalan dengan hasil adalah karena perilaku kita justru bertentangan dengan doa itu sendiri. Doa akan menjadi kuat jika diiringi dengan perilaku yang mencerminkan isi doa tersebut.

                Allah berfirman dalam QS. As-Saff ayat 2–3: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” Maka, pastikan setiap doa yang kamu panjatkan tercermin pula dalam tindakan sehari-hari.

                Baca Juga: 10 Kemuliaan Sholat Tahajud Yang Sayang Untuk Dilewatkan

                5. Syukuri Proses, Bukan Hanya Hasilnya

                  Keselarasan antara doa dan usaha juga berarti mampu menerima setiap tahap dalam perjalanan hidup. Terkadang, hasil doa tidak langsung terlihat karena Allah ingin kita belajar sabar, tangguh, dan lebih bijak.

                  Dalam QS. Al-Baqarah ayat 216, Allah berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu.”

                  Dengan mensyukuri setiap langkah, bahkan saat hasil belum tampak, kita sedang membangun harmoni antara hati dan tindakan.

                  Syukur membuat energi spiritual tetap positif, sehingga usaha terasa lebih ringan dan doa semakin bermakna.

                  Menyelaraskan doa dan usaha adalah seni hidup yang memerlukan keseimbangan antara spiritualitas dan aksi nyata. Doa tanpa usaha adalah angan-angan, sementara usaha tanpa doa adalah perjuangan tanpa arah.

                  Dengan memperkuat niat, menyusun rencana, menjaga konsistensi, memperbaiki perilaku, dan mensyukuri setiap proses, kamu bisa menciptakan harmoni antara langit dan bumi dalam setiap langkah hidupmu.

                  Semoga artikel dari Bukunesia Store ini bermanfaat bagi kamu yang ingin istiqamah dalam tahajud dan mengamalkan doa agar bisa bangun malam dengan mudah.

                  Referensi

                  Al-Qur’an, Surah Al-Insyirah: 7–8; Surah As-Saff: 2–3; Surah Al-Baqarah: 216; Surah Al-Isra: 79.
                  Covey, S. R. (2020). The 7 Habits of Highly Effective People. Simon & Schuster.
                  HR. Bukhari dan Muslim. Kitab Niat dan Ibadah.
                  HR. Tirmidzi. Kitab Doa dan Keyakinan.
                  Umam, Bagas Ihsanul. (2021). Dua Rakaat Dulu Aja. Yogyakarta: Bukunesia.

                  Artikel Terbaru