Pengertian Etika Bisnis Islam: Contoh, Prinsip dan Tujuan

etika bisnis islam

Etika bisnis Islam semakin diminati oleh para pebisnis dalam beberapa tahun terakhir, baik di sektor besar maupun kecil. Di berbagai bidang, semakin banyak yang menerapkan prinsip bisnis Islam.

Sebagai contoh, bank syariah, di mana setiap bank memiliki layanan yang berbasis pada prinsip syariah. Tidak hanya di perbankan, sektor-sektor bisnis lainnya juga mulai diisi oleh pelaku bisnis yang menerapkan etika bisnis Islam.

Pengertian Etika Bisnis Islam 

Apa itu etika bisnis islam? Etika bisnis islam adalah sarana atau perangkat yang memuat nilai-nilai, baik itu yang bersifat baik-buruk, benar-salah dalam menjalankan sebuah bisnis. Dimana dalam menjalankan sebuah bisnis, perlunya melihat prinsip moralitas.

Secara umum, etika bisnis dapat pula diartikan sebagai buah pemikiran ataupun refleksi moralitas di bidang ekonomi dan bisnis ketika dijalankan. Apakah sebuah bisnis dijalankan sesuai etika, moralitas yang baik dan sesuai ajaran islam atau sebaliknya. 

Etika bisnis dalam konteks Islam dapat diartikan sebagai penerapan prinsip-prinsip bisnis yang berlandaskan hukum Islam. Islam memiliki seperangkat aturan yang berfungsi sebagai pedoman bagi pelaku bisnis dalam mengembangkan usahanya.

Contoh penerapan etika bisnis Islam telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang sangat menekankan nilai-nilai seperti Shiddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Fathonah (cerdas) dan Tabligh (menyampaikan kebenaran). Aturan-aturan ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran terhadap ajaran Islam dalam praktik bisnis.

Prinsip Etika Bisnis Islam 

Jika sebelumnya sudah dibahas pengertian secara umum, maka kamu juga perlu tahu apa saja sih prinsip etika bisnis islam? Berikut ini adalah beberapa etika bisnis dalam islam yang perlu kamu ketahui:

1. Kesatuan 

Prinsip pertama adalah prinsip kesatuan yang berlandaskan pada tauhid. Inti dari prinsip ini adalah menciptakan keharmonisan dan keselarasan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Prinsip kesatuan ini mengajak untuk mengintegrasikan seluruh aspek ekonomi, politik, budaya, dan sosial ke dalam satu kesatuan yang teratur, harmonis, dan konsisten.

2. Keseimbangan 

Selain prinsip kesatuan, ada juga yang disebut dengan prinsip keseimbangan atau equilibrium. Jadi nilai keseimbangan termasuk dalam prinsip etis yang wajib diselenggarakan dalam menjalankan usaha bisnis. Adapun prinsip etis dalam keseimbangan yang turut berpengaruh, yaitu kemoderatan dan kebersamaan. 

3. Kebebasan Berkehendak 

Kebebasan berkehendak adalah kebebasan untuk memilih jalan berbisnis yang baik ataupun sebaliknya. Dan, sebaik-baiknya kebebasan memilih adalah memilih yang menguntungkan banyak pihak, tanpa merugikan satu dengan yang lain. 

4. Tanggung Jawab

Sebuah usaha bisnis yang dijalankan tidak akan menghasilkan hasil yang maksimal, apabila dilakukan dengan cara lepas tangan. Itu artinya, rasa tanggung jawab itu penting saat menjalankan usaha bisnis baik untuk barang jasa maupun barang. 

5. Kebenaran

Prinsip yang terakhir adalah prinsip kebenaran, dimana suatu usaha bisnis sudah sepantasnya jika dijalankan dengan niat, perilaku dan sikap yang benar.

Prinsip kebenaran ini juga menjadi penentu usaha yang kita jalankan akan berjalan dengan baik. Setidaknya dengan prinsip kebenaran yang terdeteksi oleh masyarakat umum lebih mudah memahami.  

Baca Juga: 10 Cara Berdagang Ala Rasulullah, Patut Ditiru!

Tujuan Etika Bisnis Islam

Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua pelaku bisnis menerapkan etika Islam. Namun, bagi mereka yang ingin bisnisnya bertahan lama, penting untuk memperhatikan etika dalam berbisnis. Pertanyaannya, apa saja tujuan dari etika bisnis Islam? Berikut penjelasannya.

1. Membantun kode etik bisnis yang islami

Sudah bukan rahasia umum lagi jika mayoritas masyarakat di indonesia adalah muslim. Dimana masyarakat akan lebih nyaman jika sebuah usaha yang melayani masyarakat amanah dan membantun kode etik bisnis secara islami. Karena stereotip dari kode etik bisnis islami dianggap melindungi pelaku bisnis. 

2. Menjadi dasar hukum 

Tujuan dari etika bisnis selanjutnya adalah dapat dijadikan sebagai dasar hukum secara islami yang sesuai dengan mayoritas masyarakat muslim. Masyarakat muslim akan lebih nyaman dan aman karena dasar hukum yang digunakan sudah sesuai dengan ajaran islam.

Berbicara tentang dasar hukum etika bisnis, tentu saja ada banyak aturan, mulai mengatur bagaimana etika bisnis dalam komunitas, masyarakat, dan diri sendiri, sesuai dengan aturan yang sudah ada dalam ajaran islam. 

3. Menyelesaikan perselisihan 

Tidak dapat dipungkiri, jika setiap menjalankan bisnis rawan terjadi perselisihan dan mengalami konflik dengan partner kerja ataupun dengan konsumen/pelanggan.

Dengan hadirnya etika bisnis islam dapat membantu menyelesaikan perselisihan secara personal maupun kelompok yang rawan berhadapan dengan masalah hukum. Termasuk juga permasalahan tentang aturan yang melanggar ajaran islam. 

4. Meningkatkan ukhuwah islamiah

Menjalankan bisnis berdasarkan syariah atau islami lebih dilirik oleh masyarakat. Sehingga secara tidak langsung menggerakan masyarakat untuk memilih dan bergabung ke bisnis tersebut karena kejelasan etika bisnis islamnya yang lebih jelas.

Secara tidak langsung, akan menarik masa untuk berinteraksi, bergabung dan berinteraksi. Sehingga di tempat itulah akan terbangun persaudaraan dan kerjasama.

Contoh Etika Bisnis Islam

Etika bisnis dalam islam bertujuan untuk menjalankan bisnis secara adil, transparan dan bertanggung jawab. Berikut ini adalah contoh etika bisnis islam:

  • Menghindari bisnis haram, seperti monopoli, sumpah palsu dll.
  • Menjalankan bisnis dengan rasa tanggung jawab
  • Mematuhi komitmen, janji dan perjanjian
  • Menambah atau mengurangi berat timbangan
  • Memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan

Kesimpulan

Itulah beberapa ulasan seputar etika bisnis islam. Semoga sedikit pemaparan tentang etika bisnis islam ini cukup memberikan jawaban. Selain itu, kamu juga bisa membaca Buku Muslim Produktif dengan Menulis. (Iruekkawa Elisa)