Manfaat beriman kepada takdir Allah adalah rahasia hidup damai, tentram dan bahagia. Sayangnya, untuk bisa level menyadari esensinya, tidak semua orang bisa melaluinya.
Karena kebanyakan manusia cenderung lupa dan tidak pernah merasa puas. Dan berikut adalah beberapa manfaat dan alasan beriman kepada takdir Allah.
Pengertian Beriman Kepada Takdir
Takdir adalah ketentuan Allah SWT yang memiliki hak prerogatif untuk mengubah nasib sesuai dengan kemauannya. Takdir dapat pula diartikan sebagai hukum Allah yang ditetapkan berdasarkan pada daya, ukuran, ketentuan, potensi, batasan yang sudah ditetapkan dalam hukum.
Takdir memiliki dua bentuk, yaitu takdir yang dapat diubah (takdir mubram) dan takdir yang bisa diubah (takdir Muallaq). Setiap manusia memiliki takdirnya masing-masing yang sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Meskipun sudah tercatat di Lauh mahfudz, takdir yang dapat diubah bisa diubah dengan beberapa sebab seperti doa, action dan perbuatan baik.
Takdir memang sesuatu yang bersifat ghoib. Karena tidak dapat kita lihat secara fisik. Itu sebabnya, mempercayai takdir yang merupakan qodo dan qodar allah salah satu rukun iman. Dengan mengimani takdir, manusia diajarkan pentingnya untuk terus berusaha sekuat tenaga, dan optimis dalam menjalani hidup ini.
4 Alasan Manusia Harus Beriman Kepada Takdir
Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, bahwasanya takdir adalah bagian dari qodho & qodarnya Allah. Ada beberapa alasan manusia harus beriman kepada takdir Allah, diantaranya sebagai berikut.
1. Memberikan Ketenangan Dan Kedamaian Jiwa
Salah satu alasan manusia harus beriman kepada takdir agar hidup lebih tenang dan damai. Sumber masalah, kegelisahan, kekhawatiran dan kesedihan karena manusia terlalu banyak berharap, terlalu banyak meminta, merasa paling berhak. Dan sebagian besar manusia merasa SOK TAHU akan hidupnya.
Atas dasar sok tahu inilah, manusia justru mengatur Allah SWT tanpa disadari. Manusia cenderung menuntut Allah. Padahal, hakekatnya, Allah maha tahu hak-hak yang kita dapatkan. Allah Maha tahu kebutuhan kita. Sebagai contoh, kita ingin uang 100 juta, sementara kebutuhan kita yang pas itu 10 juta. Manusia hanya tidak tahu diri, karena ketidaktahuan dan ketidaksadaran kita terhadap esensi hidup ini.
Itu sebabnya, manusia yang sudah berkesadaran, dan tahu posisi dan esensi hidupnya, maka orang tersebut lebih lapang dada. Hidupnya sederhana, namun bahagia. Mereka hidup secukupnya. Hati dan pikiran mereka dipenuhi keberlimpahan rasa. Untuk apa mewah secara materi, jika jiwanya tidak tenang dan tidak tentram.
2. Kewajiban Umat Islam
Kata Gus Baha’, ilmu yang paling tinggi itu adalah menerima qodho dan qodar Allah SWT. Hal ini selaras dengan poin nomor 1 di atas. Bahwasanya manusia memiliki kecenderungan serakah dan lupa. Sehingga banyak dari kita yang tidak menerima kenyataan hidup (qodo & qodar).
Sehingga, jatuhnya akan menuntut dan mengatur Allah SWT menuruti kemauan kita. Lantas apakah Allah akan marah? Mungkin Allah SWT melihat manusia yang demikian hanya seperti anak kecil yang tantrum yang sedang tergila-gila pada sesuatu hal. Allah Akan membiarkannya, sampai lelah dan manusia sadar atas kesalahannya.
3. Bagian Dari Rukun Iman
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika takdir adalah ketentuan ALlah SWT. Dimana mempercayai takdir termasuk rukun iman yang ke anam yang percaya akan qodo dan qodar allah. Dengan mengimani takdir, itu artinya kita mempercayai dan emyakini bahwasanya ALlah SWT telah menjadikan segala mahluk sesuai kodrat dan iradatNYA dan segala hikmahNYa.
4. Allah Tuhan Seluruh Alam Semesta
Alasan kenapa manusia harus beriman kepada Takdir Allah, karena ada banyak rahasia yang keterbatasan manusia melihat kehebatan Allah SWT. Dimana Allah lah tuhan seluruh semesta Alam yang memiliki banyak rahasia, dan maha mengetahui. Sementara manusia? Seringkali hanya sok tahu.
Baca Juga: 10 Manfaat Sholat Tahajud di Bulan Ramadhan
5 Manfaat Beriman Kepada Takdir Allah
Manfaat beriman kepada takdir Allah sebenarnya sangat luar biasa berpengaruh dalam hidup kita. Khususnya bagi mereka yang sudah memiliki kesadaran diri akan esensi kehidupan. Berikut beberapa manfaatnya.
1. Melatih Berprasangka Baik
Ketika seseorang sudah memiliki kesadaran diri akan esensi kehidupan ini, khususnya saat memandang takdir Allah. Maka, orang tersebut akan dengan mudah berprasangka baik kepada Allah. Seberat apapun masalah yang terjadi dalam hidupnya, ia mampu melihat dari sisi baiknya, ia mampu melihat dari sisi hikmahnya. Sehingga orang tersebut lebih legowo, bersemangat dan selalu merasa bergembira.
2. Melatih Sabar
Ketika seseorang sudah terlatih berprasangka baik, maka secara otomatis akan melatih rasa sabar. Orang yang sudah bisa berprasangka baik, ia sudah berada di titik netral. Titik netral adalah titik tengah yang bisa melihat deretan angka -1, -2, -3 dst dan bisa juga melihat deretan angka 1,2,3 dst.
3. Menghindari Sifat Sombong
Manfaat beriman kepada takdir Allah adalah menghindari sifat sombong. Rasa sombong itu muncul karena adanya ego/ke-Aku-an yang tinggi. Bentuk keakuan ini banyak wujudnya. Ada yang berbentuk “merasa paling benar”, “merasa paling keren” dll yang intinya semua itu adalah konsep (definisi) atau persepsi yang terbentuk di masyarakat.
Semetnara, ketika kita tahu bahwa Allahlah yang memiliki takdir, maka manusia hanyalah sebagai wayang yang sedang dimainkan oleh Dalang. Mengikuti skenario yang sudah dibuat.
4. Menghindari Sifat Ragu Dan Penakut
Ketika kita bisa memaknai qodo dan qodar dengan baik, maka di dalam hati dan pikiran kita tidak pernah merasa takut dan ragu. Kita yang mengimani takdir akan memiliki ruang netral untuk memaklumi ketidakadilan (bagi pandangan orang umum). Sementara, ketidak adilan dan masalah itu esensinya juga hanyalah konsep yang diciptakan.
5. Melatih Rasa Bersyukur
Orang miskin menganggap uang 100 juta adalah uang besar. Orang kaya menganggap uang 100 juta uang yang kecil dan masih ingin bekerja mati-matian untuk mendapatkan uang yang lebih besar. Sementara ada tipe orang yang berapapun uang yang dimilikinya, ia merasa cukup dan bersyukur. Bahkan, ada pula yang tidak memiliki uang banyak, namun ia merasa tidak miskin.
Jadi, orang kaya belum tentu bisa bersyukur, dan orang miskin juga belum bisa bersyukur. Rasa syukur itu ketika kita menikmati yang ada saat ini. orang yang bersyukur adalah orang yang merasa cukup dengan apa yang sudah Allah berikan. Orang yang merasa cukup, sudah dijamin hidupnya tenang dan damai. Sementara orang yang merasa kurang (mental miskin) akan terus gelisah mengejar dan mempertahankan apa yang sudah dimilikinya.
Kesimpulan
Buku Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa mengajarkan kita bagaimana menjalani hidup dengan keikhlasan, menerima takdir, dan menemukan makna di balik setiap ujian.
Itulah beberapa manfaat beriman kepada takdir Allah. Jadi, manusia memang sudah memiliki takdir akhirnya. Namun, bukan berarti kita harus pasrah. Kita harus terus tampil yang terbaik. (Iruekkawa Elisa)