Tipografi puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang memerlukan keahlian dalam memilih diksi dan menyusun kata-kata yang indah, namun tetap penuh makna. Apakah kamu ingin menjadi penulis puisi?
Menjadi seorang penyair sebenarnya tidak terlalu sulit. Yang dibutuhkan hanyalah latihan, pembelajaran, dan konsistensi. Selain itu, penting juga untuk memahami apa itu tipografi puisi. Ingin tahu lebih lanjut? Baca artikel ini sampai selesai untuk penjelasan lengkapnya.
Pengertian Tipografi Puisi
Apa itu tipografi puisi? Jadi tipografi puisi adalah teknik penulisan puisi yang tidak sekedar memperhatikan pemilihan diksi atau majas saja.
Selain itu, juga memperhatikan aspek bentuk visual, seperti memperhatikan tata hubungan, ukuran bentuk dan susunan baris. Adapun fungsi dari tipografi, yaitu agar memberikan kesan menarik dan nyaman dipandang.
Mengingat tipografi puisi memperhatikan banyak aspek. Salah satu aspeknya adalah menekankan kata-kata tertentu agar menciptakan puisi yang lebih menarik secara bahasa maupun secara visual.
Unsur Fisik Tipografi
Sebenarnya membuat puisi tidaklah sulit. Bahkan secara teori sebenarnya kita pernah mempelajarinya di bangku SMP atau mungkin di SMA/K/MA. Buat kamu yang lupa, apa saja sih unsur dari tipografi puisi, berikut ulasannya.
1. Diksi
Diksi adalah memilih kata-kata yang sering digunakan oleh penyair. Dimana kata-kata yang dipilih adalah kata-kata yang tidak lazim digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari.
Kata-kata yang indah pada diksi ini bisa kita sebut dengan istilah majas. Dimana majas ada banyak sekali jenis-jenisnya. Prinsip penggunaan diksi hanya memperindah puisi agar lebih sentimen dan lebih emosional untuk pembaca.
2. Tipografi
Selain diksi dan rima, maka kehadiran tipografi tidak kalah penting. Karena kehadirannya memiliki peran estetika visual. Dimana estetika visualnya inilah yang membantu tingkat keterbacaan puisi bagi pembaca. Jadi tipografi ini lebih menekankan pada pengaturan visual teks.
Mengatur masalah spasi, baris, jarak atau tata letak kata-kata. Jadi puisi yang ditampilkan tidak seperti yang terlihat pada umumnya yang datar secara tata letak, cenderung membosankan bagi pembaca.
3. Imaji
Unsur fisik yang tidak kalah penting lainnya adalah kehadiran unsur imaji. Imaji adalah salah satu penentu sebuah karya puisi tersebut terasa hidup atau hambar.
Ketika penyair mampu menggambarkan, menuliskan ide, gagasan, perasaan dan pengalaman nya dalam sebuah kata-kata di puisi sampai pembaca terbawa dan merasakan, itu artinya penyair sudah berhasil. Karena puisi yang baik adalah puisi yang mampu membangkitkan panca indra dan membangkitkan perasaan pembaca.
4. Kata Konkrit
Adapun unsur lain yang disebut dengan kata konkret, yaitu kata yang sebenarnya, kata umum yang dipahami oleh orang lain. Jadi, selama membuat puisi tidak melulu dan tidak semuanya menggunakan majas.
Tetapi juga perlu adanya kata-kata konkret agar pembaca mudah memahami makna dan pesan puisi yang tertuliskan. Fungsi kata konkret adalah memberikan gambaran lebih spesifik dan jelas terhadap pengalaman si penyair.
5. Bahasa figuratif
Terakhir perlu juga menggunakan bahasa figuratif atau bahasa yang tidak lateral. Artinya bahasa yang digunakan untuk menulis puisi menggunakan bahasa kiasan, menggunakan kata tersirat. Kehadiran bahasa figuratif sangat membantu penulis lebih mengeksplorasi saat membuat puisi.
Sementara bahasa figuratif bagi pembaca akan merangsang kemampuan menginterpretasikan arti atau makna dari puisi yang ditulis oleh penulis. Bahasa figuratif ini disebut juga dengan majas.
Unsur Batin Tipografi
Selain adanya unsur fisik, maka dalam penulisan tipografi puisi juga memiliki unsur batin. Kamu pasti penasaran versi unsur batin topografi itu seperti apa sih? Berikut ulasan nya.
1. Tema
Jadi yang termasuk dengan unsur batin adalah tema. Tema menjadi landasan berpikir penulis untuk mengeksplorasi kata-kata. Tema dapat dianalogikan sebagai jalur rel kereta api, agar kereta bisa berjalan selamat sampai tujuan.
2. Rasa
Selain tema, ada juga rasa atau feeling. Dalam menulis sebuah karya sastra, hal yang paling penting harus memiliki feeling. Berawal dari rasa inilah yang akan menyuguhkan sebuah karya puisi yang lebih sentimen, mendalam dan berkesan bagi pembaca.
Puisi akan memiliki feeling atau tidak terlihat dari kesan yang ditimbulkan. Karena puisi yang dituliskan dengan energi si penulis, maka pembaca juga akan merasakan rasa energi yang disampaikan penulis, sekalipun itu berbentuk tulisan.
3. Nada
Unsur batin tipografi yang ketiga adalah unsur nada atau tone. Jadi yang dituliskan akan memberikan kesan estetik atau keindahan pada kata-katanya. Nada ini juga bisa digunakan untuk memberikan rasa atau keterangan tersirat yang bersifat mendikte, menggurui, ataupun memecahkan masalah.
4. Amanat
Sementara unsur yang terakhir adalah amanat. Amanat yang dimaksud adalah pesan yang ingin disampaikan penulis lewat puisi yang dibuatnya. Bisa juga memuat maksud dan tujuan penulis menyampaikan sebuah pesan puisi kepada pembaca.
Cara Memilih Tipografi Puisi
Buat kamu yang masih bingung cara memilih tipografi puisi, sebenarnya kamu bisa melakukannya dengan beberapa tips sebagai berikut.
1. Pilih sesuai selera
Kamu harus memastikan terlebih dahulu selera kamu tentang apa. Apa yang kamu sukai, bisa kamu pilih dan kamu rasakah. Memilih tipografi puisi yang sesuai dengan nuansa kamu jauh lebih mudah dipraktekan.
2. Kesesuaian tema
Setelah kamu menentukan selera yang tepat, maka kamu bisa melanjutkan dengan memilih tema. Pastikan tema tersebut sudah disesuaikan berdasarkan nuansa dan selera yang kamu suka.
3. Menjaga kreativitas
Hal yang harus dijaga dan ditonjolkan ketika membuat tipografi puisi adalah kreativitas. Karena kreativitas adalah sumber dan kunci tipografi puisi itu menarik perhatian atau tidak. Oleh sebab itu, kamu perlu menjaga kreativitas.
4. Selaras
Setelah memenuhi beberapa poin di atas, maka langkah selanjutnya adalah memastikan pemilihan diksi dan penyusunan puisi harus diselaraskan. Artinya, jangan terlalu jauh dari tema yang sudah ditentukan.
5. Memiliki tujuan
Hal terpenting dari membuat tipografi puisi adalah penulis wajib tahu tujuan menulis puisi. Tujuan inilah yang akan mendorong kemauan untuk merealisasikan menulis tipografi puisi. Tujuan pulalah yang menjadikan karya kamu bisa lebih memiliki value/pesan/amanat yang menyentuh.
Contoh Tipografi Puisi
Dari beberapa pemain di atas, rasanya kurang pas jika tidak disertai dengan contoh dari tipografi puisi itu seperti apa sih? Berikut adalah contoh tipografi dalam puisi:
1. Tipografi Puisi Konvensional
Tipografi konvensional adalah jenis tipografi yang sering digunakan oleh semua orang karena penggunaan bahasa lebih mudah. Biasanya tipografi puisi konvensional terdiri dari 3-5 larik. Nah berikut adalah contoh tipografi puisi konvensional:
Puisi berjudul “Di Karya” Noorca Marendra
Di
Betul
Kau pasti
Sedang menghitung
Berapa nasib lagi tinggal
Sebelum fajar terakhir kau tutup
Tanpa seorang pun tahu siapa kau dan
Di
Kau
Maka kini
Lengkaplah sudah
Perhitungan di luar akal
Dan angan-angan di dalam hati kita
Tentang sesuatu yang tak bias siapa pun
Menerangkatakan pada saat itu kau mungkin sedang
Di
Betul
Kan
?
2. Contoh Tipografi Puisi Seperti Prosa
Selanjutnya terdapat tipografi seperti posa yang mirip dengan tulisan dengan pola bacaan yang lebih panjang. Meski memiliki paragraf yang panjang di setiap baitnya, namun puisi dengan menggunakan tipografi ini akan tetap mempertahankan unsur batin dengan bahasa diksi.
Nah berikut ini adalah contoh tipografi puisi di dalam “Buku Derana” karya Helvy Tiana Rosa.
Puisi berjudul “Derana” Helvy Tiana Rosa
Aku menganyam doa di tengah hujan yang turun deras, menyulam cinta di atas luka tanah yang tak pernah sembuh. Palestina, deritamu adalah bagian dari nafasku, suara tangismu bergetar di denyut jantung dunia. Di bawah langit yang penuh debu, anak-anak mengeja duka, menari di antara serpihan puing, namun mata mereka tetap menyala, menggenggam harapan di tengah kehancuran yang tak pernah berhenti.
Derana adalah nama yang kita beri untuk setiap tetes darah yang jatuh, untuk setiap mimpi yang direnggut paksa, namun tak pernah mati. Di antara puing-puing, kita bangun cinta. Dalam setiap luka, kita temukan cahaya. Sebab Palestina tak akan pernah benar-benar sendiri. Selalu ada doa yang terbang melintasi langit, datang untuknya.
3. Contoh Tipografi Baris
Terakhir terdapat contoh tipografi baris, jenis tipografi ini menggunakan baris yang lebih tertata. Berikut ini adalah contoh tipografi pada baris:
Puisi karya W.S. Rendra yang berjudul “Dua Mata Hitam”
Dua mata hitam adalah matahari yang biru
dua mata hitam sangat kenal bahasa rindu
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
Secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam
Kesimpulan
Itulah artikel dari Bukunesia Store tentang tiga contoh tipografi dalam puisi dan beberapa penjelasan tentang tipografi puisi. Semoga sedikit penjelasan diatas memberikan wawasan dan pemahaman baru tentang tipografi puisi.