Keterpurukan adalah fase yang hampir pasti dialami setiap manusia. Baik karena kegagalan, kehilangan, tekanan hidup, maupun dosa yang terasa menumpuk. Dalam Islam, kondisi ini bukan akhir dari segalanya. Justru, Islam hadir membawa harapan dan solusi untuk bangkit.
Lalu apa sih penyebab seseorang mengalami keterpurukan? Lalu bagaimana cara bangkit dari keterpurukan menurut islam? Temukan jawabannya di ulasan artikel ini. baca sampai selesai ya.
Table of Contents
Toggle3 Penyebab Kenapa Bisa Mengalami Keterpurukan
Tidak ada satupun orang yang ingin terpuruk dan terjebak dalam masalah. Pada dasarnya, masalah itu bisa memperburuk hidup karena diri kita sendirilah yang mengizinkan masalah itu tetap bertahan.
Tentunya ada banyak penyebab seseorang bisa terpuruk, selain karena membandingkan diri dengan orang lain dan berekspektasi terlalu tinggi, berikut beberapa penyebab lainnya.
1. Jauh dari Allah
Salah satu penyebab utama keterpurukan menurut pandangan Islam adalah jauh dari Allah, lalai dalam ibadah, dan hati yang kosong dari zikir. Ketika seseorang terlalu sibuk dengan dunia, melupakan kewajiban kepada Allah, maka hatinya mudah gelisah dan tidak memiliki pegangan saat cobaan datang.
“Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, baginya penghidupan yang sempit…” (QS. Thaha: 124)
2. Kegagalan Mengelola Emosi dan Harapan
Banyak keterpurukan berasal dari kegagalan mengelola emosi dan harapan terhadap tekanan sosial, atau trauma masa lalu.
Ketika seseorang tidak mampu mengelola emosi seperti marah, kecewa, dan rasa bersalah, maka hati bisa tenggelam dalam stres yang berlarut-larut. Dan salah satu solusinya adalah, keluar dan bangkit, jangan berdiam di situ.
3. Lingkungan Negatif dan Kurangnya Dukungan Sosial
Lingkungan pertemanan atau keluarga yang tidak suportif bisa menjadi racun bagi proses penyembuhan diri. Sering kali, seseorang merasa makin jatuh karena dikelilingi oleh orang-orang yang meremehkan, menyalahkan, atau tidak memahami keadaannya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Seseorang tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian memperhatikan dengan siapa ia berteman.” (HR. Abu Dawud)
Baca Juga: 7 Solusi Menghadapi Cobaan Hidup yang Berat
10 Cara Bangkit dari Keterpurukan Menurut Islam
Dari tiga penyebab keterpurukan di atas, apakah kamu termasuk salah satunya? Atau tidak ada sama sekali? Buat kamu yang sedang terpuruk dan ingin keluar, yuk simak 10 cara bangkit dari keterpurukan menurut ajaran Islam.
1. Kuatkan Niat dan Kembali pada Allah
Langkah pertama untuk bangkit adalah menyadari bahwa hanya Allah tempat bergantung yang paling pasti. Dalam QS. Az-Zumar: 53, Allah berfirman:
“Katakanlah: ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.’” (QS. Az-Zumar: 53)
Ayat ini adalah pelipur lara bagi siapa pun yang merasa gagal atau kotor oleh dosa. Islam tidak menutup pintu taubat. Sebaliknya, Islam membuka pintu harapan.
2. Tegakkan Shalat, Terutama Shalat Malam
Saat berada dalam keterpurukan, bangun di malam hari untuk shalat tahajud dapat memperkuat hubungan spiritual dan memberi ketenangan luar biasa.
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS. Al-Muzzammil: 6)
Shalat tahajud melatih keikhlasan dan mengingatkan bahwa bantuan Allah begitu dekat bagi hamba yang bersungguh-sungguh.
3. Perbanyak Istighfar dan Bertaubat
Setiap orang pasti pernah merasa terpuruk. Keterpurukan seringkali berkaitan dengan beban dosa yang belum dituntaskan. Dengan beristighfar dapat dijadikan metodologi pembersihan hati dan langkah awal menuju perubahan.
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. Niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik kepadamu.” (QS. Hud: 3)
Melalui istighfar, diharapkan akan membuka hati dalam diri kita. Ketika hati itu perlahan-lahan terbuka, maka kita bisa lebih intuitif terhadap banyak hal.
4. Dekatkan Diri dengan Al-Qur’an
Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an adalah penenang hati terbaik. Al-Qur’an bukan sekadar kitab suci, tetapi juga petunjuk hidup yang mampu menenangkan jiwa dan mengarahkan langkah.
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Isra’: 82)
Artinya, ayat Al-Qur’an mampu menyentuh sisi paling dalam isi hati manusia yang hancur kembali pulih, meski tidak secara instan. Tetapi al quran bisa menjadi cara untuk kembali berdasarkan trek jalan yang Allah inginkan.
5. Perbaiki Diri Secara Bertahap
Bangkit tidak harus sekaligus. Islam sangat memahami bahwa proses perubahan memerlukan waktu dan kesabaran. Fokus pada perbaikan diri secara perlahan, mulai dari akhlak, ibadah, hingga pola pikir.
Rasulullah SAW bersabda:
“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca Juga: 10 Cara Menghilangkan Rasa Sedih agar Hati Lebih Tenang
6. Pilih Lingkungan yang Positif
Lingkungan berperan besar dalam pemulihan jiwa. Islam mendorong umatnya untuk berada dalam lingkungan yang mengajak pada kebaikan dan menjauh dari keburukan.
“Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa ia berteman.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
7. Bersedekah dan Menolong Sesama
Salah satu cara membangkitkan semangat adalah dengan memberi. Sedekah bukan hanya untuk mereka yang kekurangan. Bersedekah adalah pemurnian dan mengobati jiwa.
Jadi analoginya begini, tubuh fisik/tubuh kasar kita butuh makan. Sementara jiwa/ruh kita makanannya adalah berbuat baik, termasuk sedekah dan menolong ke sesama.
8. Mengisi Waktu dengan Amal Produktif
Produktivitas adalah lawan dari stagnasi. Islam mendorong umatnya untuk terus bergerak, berkarya, dan memberikan manfaat. Dalam keterpurukan, carilah kegiatan yang bermanfaat seperti membaca, menulis, belajar, atau mengajar.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad). Dengan menjadi berguna, seseorang akan merasa lebih bernilai dan bermakna.
9. Sabar dan Ridha Terhadap Ujian
Sabar bukan berarti pasrah, tapi aktif menerima dan terus berjuang. Islam memuliakan sabar sebagai sifat yang sangat tinggi.
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
Ridha terhadap ketentuan Allah adalah bentuk tertinggi dari iman dan ketenangan batin. Sayangnya, banyak yang mengartikan sabar sebagai menyerah tanpa ada upaya.
10. Yakinlah, Masa Depan Milik Mereka yang Bertawakal
Islam mengajarkan bahwa masa depan ditentukan oleh ketekunan, doa, dan tawakal. Keterpurukan hanyalah salah satu bab dalam buku kehidupan. Saat seseorang berserah sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha, maka pertolongan-Nya tak akan pernah terlambat.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. At-Talaq: 2). Optimisme dalam Islam bukan ilusi, tapi janji nyata dari Sang Maha Penyayang.
Itulah sepuluh cara bangkit dari keterpurukan menurut islam dan tiga penyebab mengalami keterpurukan. Dari dua pembahasan di atas, kamu yang sekarang sedang berjuang keluar dari masalah, segera dilapangkan dan dimudahkan.
Jangan salahkah masalah, tapi sadari, karena masalah itu hadir untuk menempa dan proses pembelajaran kehidupan. Bangkit dari keterpurukan butuh kekuatan hati dan keimanan. Baca Buku Assalamu’alaikum Baitullah, kisah yang bukan hanya menghibur, tapi juga menuntun hati menemukan cahaya harapan dalam Islam.
Referensi
Al-Qur’an Al-Karim. Kementerian Agama RI.
Hadis Shahih Bukhari dan Muslim, dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.
QS. Az-Zumar: 53, QS. Al-Muzzammil: 6, QS. Al-Isra’: 82, QS. At-Talaq: 2.
Al-Ghazali, Imam. Ihya Ulumuddin. Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.
Ibn Qayyim al-Jawziyyah. Zad al-Ma’ad fi Hadyi Khair al-‘Ibad. Riyadh: Maktabah al-Rushd.Nurhayati, Sri. “Spiritualitas Islam dan Kesehatan Mental.” Jurnal Psikologi Islam dan Kesehatan Jiwa, Vol. 8 No. 1, 2021.