10 Cara Menjadi Menantu yang Baik Menurut Islam

cara menjadi menantu yang baik menurut islam

Cara menjadi menantu yang baik perlu dikuasai. Tujuannya agar terjadi hubungan harmonis dengan mertua. Sayangnya, tidak semua orang memiliki kelapangan hati untuk mempraktekannya dan karena ada sesuatu hal lain.

Nah, buat kamu yang sebentar lagi akan menikah, wajib membaca 10 cara dan lima pandangan islam tentang hubungan menantu dan mertua. 

Pandangan Islam Tentang Hubungan Menantu Dan Mertua

Hubungan antara menantu dan mertua sering kali menjadi topik yang sensitif dalam kehidupan rumah tangga. Ada yang harmonis dan penuh kasih, namun tak sedikit pula yang diwarnai kesalahpahaman.

Dalam Islam, hubungan ini memiliki kedudukan mulia karena menjadi bagian dari silaturahmi dan kebaikan keluarga besar.

Maka, penting bagi setiap Muslim untuk memahami bagaimana pandangan Islam tentang hubungan menantu dan mertua agar rumah tangga tetap berada dalam keberkahan.

1. Hubungan Menantu dan Mertua dalam Pandangan Islam

    Islam menempatkan hubungan keluarga sebagai ikatan sosial dan spiritual yang bernilai tinggi. Setelah menikah, pasangan suami-istri tidak hanya menyatukan dua individu, tetapi juga dua keluarga besar.

    Karena itu, hubungan menantu dan mertua termasuk dalam kategori silaturahmi yang wajib dijaga.

    Allah SWT berfirman: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi.” (QS. An-Nisa: 1).

    Ayat ini menjadi dasar bahwa memperlakukan mertua dengan hormat dan kasih sayang merupakan bagian dari ketakwaan kepada Allah.

    2. Mertua Seperti Orang Tua Sendiri

      Rasulullah SAW mencontohkan pentingnya menghormati orang tua dan memperluasnya kepada keluarga pasangan. Saat seseorang menikah, ia tidak hanya berbakti kepada orang tua kandung, tetapi juga kepada orang tua pasangannya.

      afiliasi store

      Menghormati mertua berarti memperlakukan mereka sebagaimana kita menghormati ayah dan ibu sendiri, dengan tutur kata lembut, membantu bila perlu, serta menunjukkan rasa hormat tanpa membedakan.

      3. Menjaga Adab dan Etika dalam Berinteraksi

        Islam sangat menekankan adab dalam setiap hubungan. Menantu harus bersikap sopan, berbicara dengan lembut, dan menjaga pandangan serta perasaan mertua.

        Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi).

        Artinya, kualitas iman seseorang dapat terlihat dari bagaimana ia memperlakukan orang lain, termasuk mertua.

        Baca Juga: 15 Cara Mempersiapkan Diri Sebelum Menikah

        4. Mertua Juga Wajib Berlaku Bijak Kepada Menantu

          Tidak hanya menantu yang dituntut berakhlak baik, mertua pun memiliki tanggung jawab moral untuk memperlakukan menantunya dengan adil dan penuh kasih. Rasulullah SAW mengajarkan agar setiap Muslim menjaga hubungan keluarga tanpa diskriminasi dan tanpa menyinggung perasaan pihak lain.

          Mertua yang bijak akan memberi nasihat dengan penuh kasih, bukan dengan nada menggurui. Sebaliknya, menantu yang bijak akan menerima nasihat dengan lapang dada dan menghargai pengalaman orang tua.

          5. Menjaga Batas dan Privasi Rumah Tangga

            Islam mengatur batasan dalam hubungan agar tidak menimbulkan konflik. Mertua tidak boleh terlalu jauh mencampuri urusan rumah tangga anaknya, sementara menantu juga tidak sepatutnya menutup diri dari komunikasi.

            Keseimbangan antara menghormati dan menjaga privasi inilah yang membuat hubungan tetap sehat.

            Rasulullah SAW mengingatkan dalam sabdanya: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” (HR. Tirmidzi). Hadis ini menegaskan pentingnya sikap baik terhadap seluruh anggota keluarga, termasuk mertua dan menantu.

            Cara Menjadi Menantu yang Baik Menurut Islam

            Menjadi menantu yang baik bukan hanya soal sopan santun atau sekadar menghormati mertua. Dalam Islam, hubungan antara menantu dan mertua juga termasuk bagian dari silaturahmi yang harus dijaga.

            Ketika hubungan ini dibangun atas dasar akhlak dan ketulusan, keberkahan rumah tangga pun akan semakin terasa.

            Lalu, bagaimana sebenarnya cara menjadi menantu yang baik menurut Islam? Berikut 10 langkah yang bisa dijadikan pedoman.

            1. Niatkan Segala Sesuatu Karena Allah

              Langkah pertama yang paling penting adalah meluruskan niat. Niat menjadi menantu yang baik bukan hanya agar disukai mertua, tetapi semata-mata karena Allah SWT.

              Dengan niat ikhlas, setiap tindakan akan bernilai ibadah. Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

              2. Hormati dan Sayangi Mertua Seperti Orang Tua Sendiri

                Islam mengajarkan pentingnya berbuat baik kepada orang tua, dan itu juga mencakup mertua. Saat menikah, keluarga pasangan menjadi bagian dari keluarga kita.

                Menyapa dengan lembut, membantu mereka, atau sekadar mendengarkan cerita mereka adalah wujud kasih sayang yang dicontohkan Rasulullah SAW.

                Baca Juga: 9 Ciri dan Tanda Siap Menikah, Yakin Sudah Siap?

                3. Jaga Adab Berbicara dan Bersikap

                  Adab adalah kunci keharmonisan dalam hubungan keluarga. Hindari berbicara dengan nada tinggi atau mengkritik mertua secara langsung. Sampaikan pendapat dengan cara yang santun dan penuh hormat.

                  Dalam Al-Qur’an disebutkan “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang…” (QS. Al-Isra: 24)

                  4. Tunjukkan Akhlak Terbaik dalam Perbuatan Kecil

                    Terkadang, hal kecil justru meninggalkan kesan besar. Misalnya, menanyakan kabar mertua, membantu menyiapkan makanan, atau ikut menjaga cucu. Akhlak yang baik tidak perlu ditunjukkan lewat hal besar, tapi lewat konsistensi dalam kebaikan sehari-hari.

                    5. Jaga Hubungan dengan Pasangan Secara Harmonis

                      Mertua akan merasa tenang jika melihat anaknya hidup bahagia. Oleh karena itu, memperlakukan pasangan dengan lembut, menghargai pendapatnya, dan menghindari pertengkaran di depan mertua adalah bagian dari menjaga kehormatan keluarga.

                      Namun, hubungan yang harmonis tak selalu dimulai dari dua orang yang sempurna, tapi dari dua hati yang sudah sembuh. Jika kamu merasa masih belajar memahami arti cinta yang sehat, Buku Sebelum Kau Tiba Pulihkan Diri Dari Luka Sebelum Menikah bisa jadi teman perjalanan untuk menata hati sebelum menata rumah tangga.

                      6. Hindari Membandingkan Keluarga Sendiri dengan Keluarga Pasangan

                        Setiap keluarga memiliki nilai dan kebiasaan yang berbeda. Membandingkan atau menuntut mertua agar sama seperti orang tua kandung hanya akan menimbulkan jarak. Belajarlah menerima perbedaan dengan hati terbuka.

                        Baca Juga: 3 Persiapan Diri Sebelum Menikah Agar Tidak Salah Kaprah

                        7. Bantu Mertua dengan Tulus Tanpa Pamrih

                          Salah satu cara meraih ridha Allah adalah membantu sesama tanpa mengharap balasan. Jika mertua membutuhkan bantuan, baik tenaga, waktu, atau perhatian, berikan dengan ikhlas.

                          Allah SWT berfirman “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (QS. Al-Ma’idah: 2)

                          8. Jaga Privasi Rumah Tangga

                            Jangan mudah menceritakan masalah rumah tangga kepada mertua, terutama hal-hal pribadi. Rasulullah SAW tidak menyukai orang yang membuka aib rumah tangganya. Dengan menjaga batas komunikasi, hubungan menantu dan mertua akan lebih sehat dan saling menghormati.

                            9. Doakan Mertua dalam Kebaikan

                              Doa adalah bentuk cinta paling tulus. Jadikan doa untuk mertua sebagai bagian dari ibadah harian. Doakan mereka agar diberi kesehatan, keberkahan umur, dan ketenangan hati. Sebab, dalam doa yang tulus terkandung rasa syukur dan kasih sayang.

                              10. Bersabar dan Berlapang Dada

                                Tidak semua hubungan berjalan mulus. Kadang ada perbedaan pendapat atau salah paham. Di sinilah pentingnya kesabaran. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk membalas keburukan dengan kebaikan. Allah pun menjanjikan pahala besar bagi orang yang sabar (QS. Ash-Shura: 43).

                                Dari sepuluh cara menjadi menantu yang baik menurut islam di atas setidaknya bisa menjawab pertanyaan. Jika ternyata, menjadi menantu yang baik menurut Islam bukanlah peran yang sempurna tanpa cela, melainkan perjalanan menuju kedewasaan dan keikhlasan.

                                Dengan berpegang pada ajaran Islam, tentang adab, kesabaran, dan kasih sayang, kita bukan hanya membangun hubungan baik dengan mertua, tapi juga menanam benih keberkahan dalam rumah tangga.

                                Semoga artikel dari Bukunesia Store bermanfaat bagi kamu yang sedang belajar memahami cara menjadi menantu yang baik menurut Islam, agar hubungan keluarga semakin harmonis dan penuh berkah.

                                Referensi 

                                Al-Ghazali, I. (2019). Ihya’ Ulumuddin: Adab dan Akhlak dalam Islam. Jakarta: Pustaka Azzam.
                                Kementerian Agama Republik Indonesia. (2021). Tafsir Al-Qur’an Tematik: Keluarga Sakinah. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.
                                Shihab, M. Q. (2007). Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan.
                                Sunan at-Tirmidzi. (n.d.). Kitab al-Birr wa al-Shilah. Beirut: Dar al-Fikr.
                                Yusuf, M. Qardhawi. (2019). Akhlak Muslim Sejati. Pustaka Al-Kautsar.

                                Artikel Terbaru