Tips membaca buku tebal wajib kamu kuasai. Membaca buku tebal sering kali jadi tantangan tersendiri bagi banyak orang.
Jumlah halamannya yang ratusan bahkan ribuan bisa membuat niat membaca meredup di tengah jalan. Namun, di balik “ketebalan” itu justru tersimpan ide besar, alur menakjubkan yang tak disangka-sangka.
Buku-buku seperti Laskar Pelangi, Les Misérables, atau Sapiens bukan sekadar bacaan, melainkan perjalanan intelektual dan emosional.
Table of Contents
TogglePernah Niat Baca Buku Tebal, Tapi Gagal di Tengah Jalan?
Kamu mungkin pernah bersemangat membeli buku tebal, dengan harapan bisa menamatkannya dalam seminggu.
Namun baru sampai bab keempat, semangat mulai menurun, halaman terasa berat, dan akhirnya buku itu dibiarkan berdebu di rak.
Tenang, kamu tidak sendirian. Banyak pembaca mengalami hal yang sama karena otak manusia memang mudah kehilangan fokus ketika berhadapan dengan bacaan panjang.
Menurut riset dari National Literacy Trust (2022), pembaca yang tidak membangun rutinitas membaca cenderung berhenti sebelum mencapai separuh buku.
Alasannya sederhana, karena tanpa strategi, membaca buku tebal bisa terasa seperti beban, bukan hiburan. Agar tidak menyerah di tengah jalan, cobalah ubah cara membacamu.
Bagi bacaan menjadi bagian kecil, tentukan waktu khusus untuk membaca, dan pilih buku yang benar-benar kamu minati.
Gunakan metode chunking (Miller, 1956) agar otak lebih mudah mencerna informasi dalam potongan kecil. Ingat, membaca buku tebal bukan lomba cepat, tapi perjalanan menikmati setiap halaman.
Baca Juga: 7 Manfaat Membaca Buku yang Bisa Mengubah Hidupmu
Tips Membaca Buku Tebal Tanpa Rasa Bosan
Banyak buku-buku tebal yang memiliki ulasan kritis, menarik dan membangun. Sayangnya, buku-buku yang berfaedah seperti ini kurang dilirik.
Jika kamu ingin mencoba membaca buku yang lebih berfaedah, namun tetap bisa menikmati tanpa rasa ngantuk dan bosan, maka kamu perlu mengikuti 7 tips membaca buku tebal lebih menikmati. Berikut bisa kamu coba terapkan.
1. Pilih Buku yang Benar-Benar Kamu Minati
Hal pertama dan paling penting, pilih buku yang memang menarik buatmu. Banyak orang gagal menyelesaikan buku tebal bukan karena isinya sulit, tapi karena mereka tidak punya ikatan dengan topiknya.
Menurut National Literacy Trust (2022), minat membaca adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan seseorang menyelesaikan bacaan panjang.
Jadi, pilih buku yang benar-benar membuatmu penasaran, entah itu novel sejarah, biografi tokoh, atau buku pengembangan diri.
Jika kamu suka misteri, jangan paksakan membaca filsafat berat. Begitu juga sebaliknya. Membaca buku tebal akan jauh lebih menyenangkan kalau kamu merasa “ini buku yang aku mau baca, bukan karena orang lain membacanya.”
2. Bagi Buku Menjadi Bagian Kecil
Jangan biarkan tebalnya buku membuatmu mundur sebelum mulai. Triknya, bagi bacaan menjadi bagian kecil. Misalnya, 20–30 halaman per hari, atau satu bab setiap malam. Metode ini dikenal sebagai chunking.
Chunking adalah strategi kognitif yang membantu otak memproses informasi dalam potongan kecil agar lebih mudah diingat (Miller, 1956).
Kamu bisa menandai bagian tertentu dengan sticky notes atau pembatas warna-warni, sehingga setiap kali menyelesaikan satu bagian, kamu mendapat rasa pencapaian kecil.
Cara ini bukan hanya efektif, tapi juga menjaga motivasimu tetap stabil hingga akhir buku.
3. Temukan Waktu Membaca yang Konsisten
Membaca buku tebal memerlukan kebiasaan, bukan sekadar niat sesaat. Cobalah menentukan waktu khusus setiap hari, misalnya 20 menit sebelum tidur atau 15 menit di pagi hari.
Penelitian dari University of Sussex (2009) menemukan bahwa membaca hanya enam menit per hari bisa menurunkan stres hingga 68%.
Artinya, membaca bukan cuma menambah pengetahuan, tapi juga membantu tubuh dan pikiran lebih rileks. Dengan rutinitas ini, membaca buku setebal apa pun akan terasa ringan.
Konsistensi kecil jauh lebih kuat daripada membaca berjam-jam lalu berhenti seminggu.
Baca Juga: 7 Pentingnya Membaca Buku yang Wajib Kamu Tahu
4. Tandai Bagian Penting dan Tulis Catatan Ringan
Membaca aktif lebih efektif daripada hanya melahap kata-kata. Gunakan stabilo atau sticky notes untuk menandai kalimat penting, lalu tulis catatan singkat di pinggir halaman atau di buku catatan terpisah.
Kamu bisa mencatat kutipan inspiratif, ide utama, atau bahkan reaksi pribadimu terhadap cerita. Cara ini membantu otak bekerja lebih dalam dan meningkatkan pemahaman.
Selain itu, membaca ulang catatanmu di kemudian hari bisa jadi pengalaman menyenangkan. Seolah kamu membaca versi pribadi dari buku itu sendiri.
5. Jangan Takut Meletakkan Buku Sejenak
Ada kalanya kamu merasa bosan atau kehilangan fokus di tengah bacaan. Tidak apa-apa berhenti sejenak. Membaca buku tebal bukan lomba maraton, tapi perjalanan panjang yang bisa dinikmati pelan-pelan.
Berikan waktu pada otak untuk mencerna isi buku. Kamu bisa beralih ke bacaan ringan dulu, seperti cerpen atau artikel pendek, sebelum kembali melanjutkan.
Menurut para ahli psikologi kognitif, jeda singkat saat belajar atau membaca panjang membantu memperkuat retensi memori.
Jadi, berhenti sejenak justru bisa membuat pengalaman membaca lebih bermakna.
6. Gunakan Audiobook atau E-book sebagai Pendamping
Kalau kamu sering bepergian atau sulit membawa buku fisik, audiobook dan e-book bisa jadi solusi. Mendengarkan audiobook sambil berjalan atau membaca versi digital saat menunggu bisa membuat waktu luang lebih produktif.
Menurut survei Pew Research Center (2023), kombinasi membaca dan mendengarkan meningkatkan pemahaman hingga 20% karena melibatkan lebih banyak indra sekaligus. Selain itu, kamu bisa mengatur kecepatan membaca sesuai ritme sendiri.
Format digital juga memudahkan mencari istilah, membuat highlight, atau menerjemahkan kata yang sulit.
Baca Juga: Apa Itu Audiobook? Pengertian, Jenis, Manfaat dan Contoh
7. Rayakan Setiap Kemajuanmu
Setiap bab yang kamu selesaikan adalah prestasi. Rayakan pencapaian kecil itu agar semangatmu tetap hidup. Bisa dengan menulis review di media sosial, berbagi kutipan favorit, atau sekadar memberi tanda centang di reading tracker.
Psikologi motivasi menunjukkan bahwa mengakui kemajuan kecil bisa meningkatkan dopamin, yaitu hormon yang membuat kita merasa bahagia dan termotivasi.
Jadi, jangan tunggu selesai satu buku baru merasa bangga. Nikmati setiap langkah perjalanan membaca, karena prosesnya sama berharganya dengan hasil akhirnya.
Dari ketujuh tips membaca buku tebal dengan lebih nikmat di atas, semoga bisa banyak membantu. Membaca buku tebal bukan soal siapa paling cepat selesai, tapi siapa yang paling menikmati prosesnya.
Dengan memilih buku yang tepat, membangun kebiasaan membaca harian, dan memberi jeda yang sehat, kamu akan menyadari bahwa setiap halaman punya nilai.
Setidaknya dengan membaca, kita bisa menjelahi wawasan lebih luas dan mendapatkan perspektif baru. Sehingga kita memiliki kekayaan pengetahuan.
Semoga artikel dari Bukunesia Store ini bermanfaat untuk kamu yang sering kewalahan menamatkan buku tebal, agar bisa menikmati setiap halaman tanpa merasa bosan dan terbebani.
Referensi
Miller, G. A. (1956). The Magical Number Seven, Plus or Minus Two: Some Limits on Our Capacity for Processing Information. Psychological Review, 63(2), 81–97.
National Literacy Trust. (2022). Reading Engagement and Motivation Research Summary.
Pew Research Center. (2023). Audiobooks and Reading Habits Among Adults in the Digital Age.
University of Sussex. (2009). Stress Reduction and Reading Study. Cognitive and Behavioral Research Centre.